Pemicu utamanya adalah adanya kekhawatiran akan data tenaga kerja yang lebih rendah dari perkiraan sehingga bisa membawa ekonomi AS kembali ke masa resesi.
Saham-saham finansial menderita koreksi paling banyak, mengalami tekanan jual menjelang penutupan perdagangan dimpimpin oleh saham Goldman Sachs Group Inc (GS.N) yang jatuh 3,5% ke posisi US$ 112,16.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari sebelum pengumuman data tenaga kerja bulanan, ada kekhawatiran data bulan Agustus ini melemah lebih parah dari perkiraan.
"Indikator tenaga kerja yang ada menunjukkan akan ada 'pertumbuhan stagnan di sektor swasta'," kata Kepala Investasi Harris Private Bank Jack Ablin di Chicago seperti dikutip dari Reuters, Jumat (2/9/2011).
"jika itu benar-benar terjadi, akan terjadi kekecewaan besar-besaran di perdagangan esok," katanya.
Atas data-data yang mengecewakan itu, Gedung Putih sudah berusaha semampunya untuk memangkas data pengangguran AS sambil meningkatkan target pertumbuhan ekonomi untuk dua tahun ke depan.
Setelah terkoreksi lebih dari 17% sejak awal Juli hingga Agustus, Indeks S&P 500 menanjak 9% pada perdagangan kemarin. Hal ini membuat investor enggan masuk lagi sampai ada pengumuman data tenaga kerja Agustus, yang diperkirakan akan naik sekitar 75.000 pekerjaan.
"Berita-berita beberapa hari lalu belum menunjukkan akan adanya reli lanjutan," kata Kepala Investasi Huntington Asset Management Randy Bateman di Columbus, Ohio.
Bateman, yang perusahaannya mengelola dana sekitar US$ 14,5 miliar ini tidak yakin data tenaga kerja AS yang akan diumumkan besok itu bisa memuaskan.
Indeks Dow Jones industrial average turun 119,96 poin (1,03%) ke level 11.493,57. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 14,47 poin (1,19%) ke level 1.204,42. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 33,42 poin (1,30%) ke posisi 2.546,04.
(ang/ang)











































