Schroders: Indeks Saham Tak Perlu Naik Terlalu Tinggi

Schroders: Indeks Saham Tak Perlu Naik Terlalu Tinggi

Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Senin, 19 Sep 2011 18:04 WIB
Schroders: Indeks Saham Tak Perlu Naik Terlalu Tinggi
Jakarta - Direktur PT Schroders Investment Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak perlu menguat terlalu tinggi pada penutupan perdagangan akhir 2011.

Pasalnya dengan posisi indeks saat ini dikisaran 3.810,23, valuasi atas saham (price earning) berada di level 12,44, atau seimbang dengan indeks-indeks lain di dunia, hingga masih menarik bagi investor.

"Investor kan tetap melihat berapa valuasinya? Murah atau mahal? Dan valuasi tidak bisa terlalu mahal," kata Michael, di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (19/9/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada posisi perdagangan kemarin, IHSG berada di level 3.810,23, dengan price earning pada posisi 14,92. Jika posisi ini bertahan hingga akhir tahun, maka perhitungan price earning di 12,44. Pun demikian dengan perhitungan Indeks LQ45 yang berada pada posisi 667,3. Posisi price earning LQ45 berada 14,45, dan tahun depan mencapai 12,21.

Posisi PE pasar saham Indonesia, berada level seimbang dengan Bursa-Bursa lain di dunia, bahkan jauh meninggalkan. Seperti pada indeks Australia, di S&P dan All Ordinates I, dengan PE mencapai 10,13 dan 10,17. Sementara PE indeks di China rata-rata berada 13.

Sementara PE Indeks di Korea dan Hongkong, lebih rendah dari Indonesia. PE Indeks Korea hanya 8,15, dan Hongkong 9,29. "Kalau indeks ditutup 4.200, maka PE bisa lebih tinggi sekitar 14. Kita memang perlu tumbuh, tapi kalau sudah naik, kemudian turun tajam buat apa. Lebih baik naik terusss. Saya sih, lebih baik indeks di 3.800-4.000, kan sudah positif juga dari penutupan tahun lalu," tegasnya.

Memang di awal tahun, banyak analis pasar modal optimis IHSG akan terus melaju seperti tahun 2010 yang naik 46%. Optimisme indeks bahkan ada yang meenyatakan mencapai 4.200-4.300.

Selain itu, ia menyatakan Manajer Investasi dalam mengeluarkan produk baru sangatlah hati-hati. Prestasi IHSG 2010 pun menjadi pelajaran berarti, dimana dengan peningkatan indeks 46% dominan disokong oleh saham-saham small, medium cap.

"Indeks naik 46%, big cap cuma tiga. Padahal di LQ45, kenaikan cuma 3%. Ada stock (2010) naik gila-gilaan. Dan memang makin sulit mengungglui indeks, karena stock di-drive oleh small cap yang tidak likuid. Small cap risikonya menjadi besar, karena saat redemption butuh dana, jual (saham) sulit," imbuhnya.

(wep/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads