Menurut Ketua Bapepam-LK, Nurhaida, meski pasar modal masih berfluktuasi yang menyebabkan IHSG merosot tajam, otoritas pasar modal tetap yakin total emisi tahun ini akan menyamai bahkan melebihi pencapaian 2010.
"Kami harap situasi pasar masih bisa terkendali. Kami juga berharap nilai emisi tahun ini bisa melebihi atau setidaknya menyamai pencapaian tahun lalu," ungkapnya di Hotel Ritz Calton, Jakarta, Kamis (6/10/2011).
Ia menjelaskan, memang ada konsolidasi portofolio yang dilakukan investor global. Imbasnya ada koreksi cukup dalam pada penghimpinan dana di pasar saham dalam negeri. Hal ini disinyalir menciutkan agresifitas perseroan untuk mencari pendanaan.
Namun saat fundamental ekonomi nasional terjaga dan iklim investasi stabil maka, keterpurukan akan beralih ke arah pertumbuhan yang lebih baik.
Sampai triwulan III ini, penghimpunan dana melalui pasar modal mencapai Rp 172,58 triliun. Yang terbesar tetap dipegang surat utang pemerintah (government bonds) sekitar Rp 101,15 triliun, kemudian penawaran terbatas saham (right offering) Rp 31,99 triliun. Ada pula surat utang pemerintah (government bonds) Rp 28,21 triliun dan hasil penawaran umum perdana saham (equity IPO) Rp 11,23 triliun.
Khusus pencapaian tahun sebelumnya, ia menyampaikan total penghimpunan dana melalui pasar modal mencapai Rp 251,43 triliun. Ini terdiri dari surat utang pemerintah Rp 136,6 triliun, penawaran saham baru Rp 48,67 triliun, surat utang korporasi Rp 36,6 triliun, dan terakhir Rp 29,56 triliun.
Sementara itu, Nurhaida juga menyampaikan dalam rangka meningkatan jumlah investor domestik di pasar modal, perusahaan efek atau broker harus dapat berperan lebih besar. Langkah ini didasarkan atas posisi broker yang menjadi front line dari investor dalam negeri.
"Perusahaan efek harap sebagai front liner harap tingkatkan investor domestik. Dimana kita harus mencermati dan mengembangkan program-program untuk menjaring investor di pasar modal," tuturnya.
Saat basis investor dalaaam negeri terbentuk, tidak ada lagi kekhawatiran akan keluarnya dana asing mengganggu pasar saham Indonesia. Dengan jumlah investor di pasar modal baru 0,2% dari jumlah penduduk di Indonesia, menjadi peluang bagi masyarakat untuk berinvestasi, tidak lagi hanya menabung.
"Perusahaan efek yang menjadi anggota bursa (AB) juga diharapkan dapat merangkul perusahaan efek non anggota bursa di daerah untuk mengjangkau dan menjaring investor di daerah-daerah. Karenaya perlu peran aktif perusahaan efek," imbuhnya.
(wep/ang)











































