Direktur Utama TRIM Omar S Anwar mengatakan, hingga saat ini sudah empat cabang TRIM yang karyawannya kena bajak, yaitu cabang Solo, Semarang, Bali dan Palembang.
"Kalau cuma satu cabang saja yang dibajak tidak masalah, ini kan kompetisi. Tapi ini kan empat cabang berturut-turut," ujarnya ketika dihubungi detikFinance, Rabu (26/10/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kan menggangu pelayanan kita kepada investor. Mengundurkan dirinya juga mendadak, kan kaget kita. Akhirnya untuk mengisi posisi kosong harus kita kirim (karyawan) dari Jakarta," ungkapnya.
Ia meminta kepada perusahaan sekuritas, terutama asing, untuk bersama-sama membangun SDM di industri pasar modal dalam negeri, tidak hanya membajak dari tempat lain. Pasalnya, kata Omar, SDM di industri tersebut masih sangat minim.
"Pasar modal kita ini berkembang. Tahun depan diperkirakan ada 2,3 juta nasabah. Kalau dihitung-hitung semua itu perlu 50.000 account officer di seluruh Indonesia. Sekarang hanya 12.000, jadi gap sekitar 38.000," ujarnya.
"Jadi saya imbau ke perusahaan efek untuk membangun SDM, jangan bajak-bajak secara agresif begini. Apalagi mereka (UOB) kan perusahaan asing, mereka itu tamu di negara kita. Seharusnya bisa lebih menghormati," tegasnya.
Omar mengaku sudah bertemu dengan manajemen UOB. Dalam pertemuan itu, ia meminta perusahaan sekuritas itu menghentikan perekrutan secara agresif di perusahaan sekuritas lainnya.
"Yang lalu biarlah berlalu, tapi jangan sampai ada sekuritas lain yang jadi korban pembajakan. Apalagi oleh asing, mereka kan punya modal dan pengalaman yang besar," tambahnya.
Emiten berkode TRIM itu juga telah mengirim surat kepada Direktur Utama UOB, isinya meminta agar UOB menghentikan pembajakan secara agresif tersebut. Menurutnya, aksi seperti ini akan mendorong perusahaan asing yang baru, main ambil karyawan sekuritas lokal sehingga yang lokal jadi sulit bersaing.
(ang/qom)