Demikian hal itu diungkapkan Head of Corporate Communication Telkom Eddy Kurnia ketika dihubungi detikFinance, Rabu (2/10/2011).
"Sejauh ini kami belum melakukan langkah-langkah apapun terkait itu (akuisisi Balai Pustaka), termasuk petunjuk dari Kementerian BUMN kami belum menerimanya secara resmi hingga sekarang," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, bisnis inti Balai Pustaka juga sebenarnya tidak sejalan dengan bisnis BUMN telekomunikasi tersebut. Menurut kabar, setelah Balai Pustaka diambil alih, Telkom akan meningkatkan bisnis jualan buku online perusahaan plat merah itu.
Namun, Eddy belum mau berkomentar mengenai kabar tersebut. Ia belum mau berkomentar banyak sebelum kajian akuisisi itu dilakukan.
"Kami menunggu perkembangan saja," pungkasnya.
Seperti diketahui, Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah punya skema untuk menyelamatkan BUMN yang masih rugi alias 'dhuafa'. Skema tersebut melibatkan akuisisi oleh beberapa BUMN besar, diantaranya Telkom Indonesia (TLKM), Adhi Karya dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Rencana ini sudah disepakati dalam rapat pimpinan Kementerian BUMN 25 Oktober lalu. Alternatif ini dipandang lebih cepat dibanding mendirikan perusahaan baru.
Balai Pustaka sebelumnya akan dipailitkan oleh pemerintah. Namun, mengingat nilai historisnya yang cukup tinggi, maka pemerintah sepakat untuk membantu perusahaan milik negara itu supaya bangkit kembali dengan berbagai cara.
(ang/hen)











































