Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Anggito Abimanyu menyatakan, saat ini memang banyak arus modal asing yang berdatangan ke negara berkembang. Hanya saja, perlu diakui, Indonesia belum menjadi tempat yang menarik untuk menanam investasi jangka panjang, sehingga FDI masih berada pada saham dan obligasi.
"Banjirnya itu untuk membeli saham dan obligasi. Tentu yang lebih baik apabila mereka masuk ke investasi langsung, tapi memang harus diakui Indonesia belum jadi tempat yang menarik untuk investasi dibanding negara lain," ujarnya dalam temu media di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (9/11/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasar modal negara berkembang berfluktuasi tapi fluktuasinya lebih rendah ketimbang fluktuasi di pasar modal negara maju. Hal ini menyebabkan saham negara berkembang lebih menarik dibandingkan negara maju.kita punya return yang lebih tinggi," jelasnya.
Untuk itu, Anggito menilai pemerintah perlu melakukan langkah antisipasi arus modal masuk ke pasar saham ini dengan memperbanyak perusahaan IPO.
"Yang harus dikerjakan pemerintah dengan adanya capital inflow, adalah IPO sehingga arus modal masuk tersebut minimal bisa ikut membiayai program ekspansi perusahaan," pungkasnya.
(nia/ang)











































