Sentuh Auto Reject Atas, VIVA Jadi Saham 'Gorengan'?

Sentuh Auto Reject Atas, VIVA Jadi Saham 'Gorengan'?

- detikFinance
Senin, 21 Nov 2011 11:37 WIB
Jakarta - Saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) langsung sentuh batas atas auto rejection, sesaat setelah mencatatkan saham perdana atau 50% dari harga pelaksanaan Rp 300 per lembar. Pergerakan saham yang naik impresif sudah diprediksi PT Danatama Makmur, penjamin emisi VIVA.

"Sudah diprediksi karena kita telah lihat pada saat penjatahan terakhir. Kami melakukan refund Rp 280 miliar," kata Direktur Invesment Banking PT Danatama Makmur Vicky Ganda Saputra di gedung BEI, Jakarta, Senin (21/11/2011).

Pergerakan saham VIVA langsung naik Rp 100, menjadi Rp 400 per lembar. Tidak sampai 15 menit, saham anak usaha Bakrie ini langsung sentuh auto reject atas Rp 450 per lembar. Transaksi saham VIVA pun langsung dihentikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Vicky, minat akan saham VIVA oleh investor cukup banyak. Dalam penawaran umum, terjadi kelebihan permintaan 50 kali. Namun hingga pukul 11.00 waktu JATS, saham VIVA telah diperdagangkan pada volume 18 juta lot, dengan nilai Rp 7,92 miliar.

"Kalau 50 kali oversubsribe, pasti sudah auto reject-lah. Dengan dana refund masuk 10% pasti sudah auto reject," tuturnya.

Saham media Grup Bakrie ini memang menjadi anomali. Pasalnya, di tengah indeks yang anjlok cukup dalam, saham VIVA justru naik tinggi bahkan menembus auto reject batas atas.

Perseroan memproses penawaran saham perdana dengan jumlah 1,667 miliar. Target dana yang akan diperoleh mencapai Rp 500 miliar. Bersamaan dengan penawaran ini, perseroan juga menerbitkan 1 miliar lembar Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 305 per lembar.

Target dana dari hasil penerbitan waran ini mencapai Rp 305 miliar. Waran tersebut bisa ditransaksikan selama 12 bulan mulai 22 Mei 2012 sampai 21 Mei 2013. Setiap pemegang satu waran berjak untuk membeli satu saham seri A.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Eddy Sugito menyampaikan, ketentuan auto reject dilakukan secara sistem. Tidak ada kewenangan bagi BEI dalam hal pergerakan saham yang baru listing. "By system, menyentuh cap-nya auto reject," tuturnya.

(wep/ang)

Hide Ads