Rupiah Diprediksi Terus Bergejolak Dalam 2 Bulan

Rupiah Diprediksi Terus Bergejolak Dalam 2 Bulan

- detikFinance
Kamis, 24 Nov 2011 16:45 WIB
Rupiah Diprediksi Terus Bergejolak Dalam 2 Bulan
Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih terus akan sangat bergejolak hingga satu sampai dua bulan ke depan. Hari ini dolar AS sempat Rp 9.200 karena ketidakpastian ekonomi global.

Nilai tukar rupiah baru akan kembali stabil 6-9 bulan ke depan di 2012. Dalam jangka waktu itu, dolar akan berada di level Rp 8.400.

Demikian diungkapkan oleh Managing Director dan Senior Economist Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan dalam paparan outlook ekonomi Indonesia di Hotel Mandarin, Jakarta, Kamis (24/11/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi ekonomi Eropa dan AS sangat rentan. Pasalnya kedua kawasan tersebut baik di AS maupun negara di Eropa sama sekali belum mempunyai jalan keluar untuk meredam krisis. Sehingga menimbulkan sentimen global bagi investasi yang impactnya melemahkan mata uang di negara kawasan Asia," ungkap Fauzi.

Menurutnya, investor yang menempatkan dananya di Asia khususnya Indonesia juga terpengaruh kondisi ekonomi AS dan Eropa yang membuat sebagian besar investor menjual dan melepas portofolionya untuk menutupi kerugiannya di Eropa atau AS. Hal ini, sambung Fauzi, akhirnya membuat rupiah semakin terpuruk.

"Hal ini (gejolak) akan terjadi selama 1 sampai 2 bulan tidak hanya di rupiah namun juga terhadap IHSG. Volatile sekali atau sangat bergejolak," terangnya.

Namun pada akhirnya, Fauzi optimistis dengan kondisi fundamental yang kuat maka rupiah khususnya akan kembali pada tingkat kestabilannya paling lama pada waktu 6-9 bulan kedepan.

"Sehingga di akhir 2012 rupiah masih akan terjaga di Rp 8.400/US$ karena fundamental RI yang kuat. Namun perlu dicermati bahwa hal tersebut jika memang belum ada resesi di AS dan Eropa," terang Fauzi.

Pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 9.100 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.060 per dolar AS.

(dru/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads