"Konstruksi Proyek FeNi Haltim menandai dimulainya proyek kunci kedua kami di tahun ini setelah di bulan April lalu konstruksi proyek Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan dimulai," kata Direktur Utama Antam Alwinsyah Loebis dalam siaran pers, Kamis (1/12/11).
Menurutnya, proyek ekspansi di bidang pengolahan bijih nikel menjadi feronikel membuat perseroan bergerak ke arah industri hilir yang memiliki nilai tambah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa bersama Alwinsyah secara resmi melakukan seremoni pemancangan tiang pertama proyek yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Peresmian proyek FeNi Haltim juga dihadiri oleh Gubernur Maluku Utara dan Bupati Halmahera Timur yang mendukung proyek ini dapat segera direalisasikan sehingga dapat membantu pengembangan ekonomi masyarakat setempat di Maluku Utara.
Proyek FeNi Haltim adalah salah satu proyek Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku serta merupakan salah satu proyek terbesar saat ini di wilayah Indonesia Timur.
Proyek FeNi Haltim merupakan proyek BUMN tambang itu untuk meningkatkan nilai tambah cadangan nikel melalui kegiatan pengolahan bijih nikel menjadi feronikel. Proyek FeNi Haltim nantinya akan memiliki kapasitas produksi 27.000 ton nikel dalam feronikel dengan commissioning operation diharapkan telah dimulai pada akhir tahun 2014.
Proyek FeNi Haltim akan dikembangkan oleh anak perusahaan (entitas
anak) Antam, yaitu PT Feni Haltim (FHT) yang seluruh sahamnya secara langsung maupun tidak langsung dimiliki oleh Antam.
Estimasi nilai proyek FeNi Haltim adalah US$1,6 miliar, termasuk US$600 juta untuk pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 275MW yang akan dikembangkan oleh PT PLN (Persero). Di awal tahun 2011 Antam telah menjalin sinergi dengan PLN meliputi kerjasama suplai energi selama 30 tahun untuk operasi dan infrastruktur proyek FeNi Haltim.
PLN berencana untuk membiayai, membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik untuk kebutuhan proyek Feni Haltim.
Untuk membantu pendanaan proyek FeNi Haltim dan proyek pertumbuhan Antam lainnya, Antam telah menunjuk konsorsium financial arranger, yang terdiri dari Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Mandiri Sekuritas, Goldman Sachs, Deutsche Bank, Sumitomo Mitsui Banking Corporation Ltd. dan Standard Chartered Bank. Konsorsium tersebut akan mendukung proyek FeNi Haltim dalam mendapatkan pendanaan dengan skim yang optimal untuk jumlah sampai dengan US$1 miliar.
(ang/dnl)