Hal ini disampaikan Direktur Corporate Strategy ABM, Yovie Priadi di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD, Jakarta, Selasa (6/12/2011).
"Coal production, ada di Kalsel 4 hingga 4,5 juta ton. Aceh 500 ribu hingga 1 juta ton. Target jadi sekitar 4,5-5,5 juta ton coal production," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang tahun lalu, pendapatan perseroan mencapai Rp 4,5 triliun dengan laba bersih Rp 127 miliar. Dengan target ini, ABM akan memperoleh pendapatan maksimal Rp 6,75 triliun.
Kontribusi pendapatan ABMM masih besar pada kontraktor batubara, khususnya pada pengupasan lapisan tanah (overburden removal). Perseroan menargetkan produksi overburden removal 120 juta bcm tahun depan.
Sedangkan divisi pertambangan batubara juga memberikan kontribusi kenaikan pendapatan. Tahun ini target produksi batu bara 2011 mencapai 2,5-2,7 juta ton, naik dari posisi 2010 1 juta ton.
ABM telah mencatatkan saham perdananya hari ini, Selasa (6/12/2011) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penawaran sebelumnya, saham banyak diminati investor. "Investor asing sekitar 65-75%. Sisanya lokal. Lokal juga ada institusi dan ritel," paparnya.
Valuasi saham ABM dinilai cukup rendah dengan price-to-earning ratio (PER) sekitar 9x mengingat fundamental perusahaan yang kuat dan prospek bisnis yang menjanjikan.
Bahkan Presiden Direktur Syailendra Capital, Jos Parengkuan mengaku perusahaannya memborong 360 juta saham ABM. Jos mengibaratkan ABM Investama sebagai PT United Tractors Tbk lain, karena model bisnis keduanya mirip dan terintegrasi.
(wep/ang)











































