Sandiaga Uno Dorong Medco Power Melantai di Bursa

Sandiaga Uno Dorong Medco Power Melantai di Bursa

- detikFinance
Jumat, 16 Des 2011 11:14 WIB
Jakarta - Pemilik 51% saham baru PT Medco Power Indonesia yaitu PT Saratoga Power yang merupakan perusahaan terafiliasi dengan Saratoga Capital, menginginkan Medco Power segera menawarkan sahamnya ke publik melalui Initial Public Offering (IPO).

"Investasi strategis pada Medco Power, termasuk juga penawaran umum. Namun kami mempercayakan penuh kepada manajemen secara strategis dan tepat Medco Power melantai di bursa," kata CEO Saratoga Capital Sandiaga Uno di Energy Tower, SCBD Jakarta, Jumat (16/12/2011).

Saratoga Power merupakan pemilik 51% saham Medco Power, sisanya masih dipegang PT Medco Energy International Tbk (MEDC). Kerja sama dalam pengembangan perusahaan energi ini, membawa optimisme perseroan dalam bisnis (Engineering Procurement Contract), serta pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saratoga dalam kerja sama strategis ini, mengeluarkan dana US$ 112 juta dan dilakukan dalam dua tahap pembayaran. Tahap pertama, telah dilakukan transaksi US$ 87 juta. "Fase dua pembayaran akan dilakukan Januari 2012," kata Presiden Direktur Medco Energy, Lukman Mahfoedz.

Direktur Utama Medco Power, Fazil Altifri, menyatakan dalam melakukan IPO perseroan tidak terburu-buru. Ia harus mematangkan proyek yang sedang berjalan hingga layak untuk dijual ke publik.

Setidaknya, Medco Power membutuhkan waktu lima tahun. "Kita paling cepat 2016, lima tahun lagi. Saat proyek sudah jadi. Medco memang selalu seperti itu. Ada fundamental kita yang harus dikejar," imbuhnya.

Medco Power saat ini memiliki dan mengoperasikan PLTGU Panaran di Batam dan Sumatera Selatan dengan kapasitas 250 MW. Juga masih ada PLTGU di Tanjung Jati B, Jawa Tengah dengan kapasitas 1.320 MW.

"Kita selalu fokus pada mengoperasikan Independent Power Producer (IPP) berbasis energi bersih. Kita juga akan kembangkan geothermal, mini hidro power," paparnya.

PLTGU Panaran, Batam dan Sumatera Selatan rencananya akan dinaikan kapasitasnya dari 250 MW menjadi 1.000 MW dalam jangka panjang. Untuk itu, perseroan tengah mengincar beberapa powerplan lain.

"Untuk menjadi 1.000 MW, nggak mungkin green field. Harus dengan M&A (merger and acquisition). Selama ini 60% dari aset kita memang didapat dari M&A," pungkasnya.

(wep/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads