Selama awal Januari hingga 20 Desember, terdapat 23 emiten baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Total nilai emisi seluruhnya mencapai Rp 19,128 triliun.
Masih ada penambahan dua calon emiten yang akan listing di BEI. PT Saranacentral Bajatama Tbk, perusahaan baja akan mencatatkan saham perdanannya besok, Rabu (21/12/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu calon emiten lain yang juga akan listing menjelang akhir tahun adalah, PT Greenwood Sejahtera Tbk. Perusahaan properti ini, menawarkan 1,6 miliar saham lembar dengan harga Rp 250. Total dana yang didapat dari publik mencapai Rp 400 miliar.
Saat mengakumulasi emiten baru yang mencatatkan sahamnya di Bursa, total nilai emisi IPO hanya Rp 19,628 triliun.
Berikut daftar emiten yang telah mencatatkan sahamnya di BEI periode 2011 (dalam miliar):
- Megapolitan Development Rp 212,5
- Martina Berto Rp 262,7
- Garuda Indonesia Rp 4751
- Sejahteraraya Anugrahjaya Rp 90
- Mitra Bahtera Segara Sejati Rp 280
- HD Finance Rp 92
- Buana Listya Tama Rp 1030
- Jaya Agra Wattie Rp 566,2
- Salim Ivomas Pratama Rp 3479,58
- Metropolitan Land Rp 454,75
- Tifa Finance Rp 55,6
- Indo Straits Rp 95
- Sidomulyo Selaras Rp 96,42
- Alkindo Naratama Rp 33,75
- Star Petrochem Rp 204
- SMR Utama Rp 300
- Solusi Tunas Pratama Rp 340
- Atlas Resources Rp 975
- Golden Energi Mines Rp 2205
- Visi Media Asia Rp 500
- Cardig Aero Services Rp 125.21
- ABM Investama Rp 2060
- Erajaya Swasembada Rp 920
- Saranacentral Bajatama (rencana listing) Rp 100
- Greenwood Sejahtera Rp 400
Total Emisi: Rp 19.628,71
Menurut Analis BNI Securities, Akhmad Nurcahyadi, banyak faktor yang menyebabkan emisi tahun ini meredup. Salah satunya kondisi market yang fluktuatif sepanjang 2011. Tentu kita masih ingat sepanjang Januari hingga April pasar saham mengalami penurunan dalam.
Pada September, kejadian serupa terjadi. Terjadi pergolakan akibat krisis Eropa yang menghantui pasar keuangan dunia. Tidak sedikit dari calon emiten memundurkan jadwal IPO mereka.
"Semua tergantung market. Tentu mereka seperti apa? Mungkin pula melihat kondisi seperti ini, tidak banyak saham yang akan ditawarkan," ucapnya di Jakarta, Selasa (20/11/2011).
(wep/ang)