Direktur Utama PTBA Milawarma menuturkan volume penjualan ini diproyeksikan karena ditopang tingginya kebutuhan batubara di domestik terutama penggunaan pembangkit listrik PLN. Selain itu, dua negara luar yang masih tinggi mengkonsumsi adalah China dan India. Untuk India, pembeliannya sebagian besar adalah jenis batubara berkualitas rendah.
Ia menyebutkan sebesar 65% komposisi penjualan di 2011 dikuasai sektor domestik. Sementara untuk ekspor mencapai 35% dengan China sebesar 11,08% sebagai pembeli batubara terbesar. Harga batubara untuk domestik hingga kuartal III-2011 adalah Rp 763.000 per ton. Sementara untuk ekspor adalah US$ 100,19 per ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Milawarman mengatakan volume produksi PTBA di tahun ini menargetkan 16,3 juta ton atau naik 28% dibandingkan 2011 sebesar 12,9 juta ton Begitu pun dengan volume angkutan sebesar 15,6 juta ton atau naik 32% dibandingkan 2011 yang mencapai 11,5 juta ton.
Β
Siap Belanja Rp 1,4 Triliun
Tahun ini perseroan akan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai Rp 1,3-1,4 triliun. Dana ini untuk operasional PTBA di 2012 yang didapatkan dari internal perusahaan.
Milawarma menjelaskan dana capex ini akan digunakan untuk rutinitas perusahaan. Selain itu, di luar capex, PTBA juga mempersiapkan anggaran sebesar US$ 1,5 miliar untuk Bukit Asam Transpasific Rail (BATR) sehingga bisa mendukung pembangunan pelabuhan dan proyek kereta api sehingga bisa membantu pengangkutan batubara.
"Capex yang total sebesar Rp 1,3-1,4 trliun. Jadi untuk rutin dan pengembangan. Kalau rutin untuk perbaikan dan pengembangan bisa dialokasikan pembangunan," ujarnya.
Milawarma menambahkan capex untuk rutin bisa memperbaiki operasional sarana peralatan milik perusahaan.
(dnl/dnl)