Tepatnya pada 11 Februari 2011 lalu, maskapai plat merah itu mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) di harga Rp 750 per lembar. Namun, hingga penutupan kemarin, harganya baru mencapai Rp 610 per lembar.
Berarti, pemegang saham yang membeli saham perdana Garuda masih kehilangan Rp 140 per lembar sahamnya, atau minus 18,66% dari investasi awal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini saja, hingga pukul 11.05 waktu JATS, harga saham GIAA kembali naik 10 poin (+1,64%) ke level Rp 620 per lembar. Sahamnya sudah diperdagangkan 64 kali dengan volume 8.102 lot senilai Rp 2,5 miliar.
Pada saat pencatatan saham perdana Jumat 11 Februari 2011 lalu, saham Garuda dibuka turun Rp 50 ke level Rp 700 dari harga perdananya Rp 750 per lembar.
Tak lama setelah pembukaan, sahamnya berada di kisaran Rp 650 per lembar saham, dan sempat menyentuh harga terendah Rp 600 per lembar di hari pertamanya.
Sepanjang 2011 lalu, saham Garuda terus turun secara perlahan. Bahkan sempat menyentuh posisi terendahnya di Rp 410 per lembar pada akhir Oktober 2011.
Garuda melepas 6,34 miliar lembar saham dan meraup Rp 4,75 triliun lewat IPO. Kapitalisasi pasar maskapai plat merah itu mencapai Rp 14,04 triliun.
(ang/dnl)











































