Padahal dengan menyerap saham Garuda, Bahana, Mansek dan Danareksa harus menanggung beban bunga, karena sumber dana talangan tersebut didapat dari pinjaman.
Jika tidak segera dilepas ke pasar, ketiga BUMN sekuritas terancam bangkrut atau kolaps. Hal ini disampaikan Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan di kantornya, Selasa (6/3/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum lagi mereka bayar bunga (untuk memiliki saham Garuda). Pada awal saya jadi menteri, tiga sekuritas tanya apa boleh saham Garuda dijual? Ya saya bilang jual saja dari pada ruginya bertambah besar. Ngapain ditahan-tahan," paparnya.
Hingga kini berdasarkan laporan tiga BUMN sekuritas, beberapa investor tertarik menyerap saham GIAA. Namun sayangnya seluruh penawar adalah perusahaan asing asal Singapura dan Hongkong. Untuk itulah Dahlan galau, dan bertanya apa benar tidak ada pengusaha lokal yang tertarik ingin membeli saham Garuda Indonesia?
"Saya akan rayu, siapa tahu ada yang tergerak. Memang perusahaan penerbangan labanya tidak besar. Bahkan perlu injeksi terus modal untuk mendatangkan pesawat baru. Tapi ini kan membawa bendera negara. Harga diri bangsa, tidak melulu bicara untung dan rugi, tapi kebanggaan," tegasnya.
"Yang ada justru asing. Ayo dong, tolong dong, please temen-temen dari pengusaha. Saat ini asing sedang negosiasi. Kalau pengusaha lokal, boro-boro nawar, tanya saja enggak," imbuhnya.
(wep/ang)