1. Geraldine Weiss, penasehat investasi
|
|
Bosan ditolak, Weiss merintis newsletter investasinya sendiri pada 1996 di usia 40 tahun. Salah satu reaksi terhadap iklan newsletter-nya berbunyi: βSaya tidak bisa membayangkan diri saya menerima nasehat investasi dari seorang wanita. Kecuali Anda mendapat nasehat itu dari seorang pria.β
Ingin menghindari diskrimnasi gender yang lebih parah, Weiss akhirnya menandatangani newsletter-nya dengan βG. Weissβ. Hingga pertengahan 1970an, barulah Weiss mengungkapkan identitas sebenarnya seiring berbagai catatan sukses yang berhasil dia capai.
Strategi Weiss yang berdasarkan nilai dan pemilihan saham berorientasi dividen mengalahkan strategi-strategi yang direkomendasikan newsletter lain dan mencapai return di atas rata-rata meski pasar sedang lesu.
Weiss menerbitkan newsletter-nya, Investment Quality Trends selama 37 tahun hingga dia pensiun pada 2003. Newsletter itu masih eksis dan masih mengikuti strategi Weiss.
2. Muriel Siebert, pendiri perusahaan sekuritas
|
|
Selain itu, dia juga kesulitan mendapat pendanaan untuk memenuhi persyaratan masuk NYSE. Siebert keukeuh dan firmanya menjadi anggota NYSE pertama yang dimiliki wanita. Pada 1975, Siebert mengubah perusahaannya jadi pialang saham diskon (jual beli saham dengan pengurangan komisi dan tanpa nasehat investasi), konsep baru kala itu.
Hal ini membuat firma Siebert terancam status quo, dikucilkan dari Wall Street dan nyaris didepak dari Securities and Exchange Commission (SEC). Namun dia berhasil mengatasi tantangan ini dengan baik. Dia melanjutkan keahlian finansialnya ke politik, dunia yang sama-sama didominasi pria.
Siebert bekerja sebagai New York State Banking Department Superintendent dari 1977 hingga 1982 dan menolong beberapa bank dari kebangkrutan semasa pasar yang tak menentu. Dia juga ingin menempati kursi Republik di Senat AS.
3. Abigail Johnson, penasehat investasi
|
|
Analis sudah berspekulasi bahwa suatu saat dia akan diposisikan untuk mengelola seluruh perusahaan keluarganya. Tidak perlu diperdebatkan lagi kalau dilahirkan di keluarga yang tepat merupakan faktor utama Johnson bisa berada di posisi seperti sekarang.
Sebagai salah satu perusahaan mutual fund terbesar dengan aset administrasi hampir US$ 3,5 triliun, aset kelolaan US$ 1,5 triliun dan pengalaman 65 tahun, terlalu besar taruhan Fidelity untuk menempatkan seseorang hanya berdasarkan nama keluarga.
Johnson meraih gelar MBA dari Harvard dan bekerja sebagai customer service, analis dan manajer portfolio ekuitas di Fidelity selama kurang lebih 10 tahun sebelum meraih posisi eksekutif pertamanya ini.
4. Abby Joseph Cohen, perencana investasi
|
|
Saat ini Cohen bekerja di Goldman Sachs sebagai ketua ahli strategi investasi. Dia bergabung di perusahaan ini pada 1990 dan menjadi mitra pada 1998. Cohen kerap diminta media berbagi komentarnya tentang bursa dan dikenal karena ke-bullish-annya meski prediksinya tidak akurat 100%.
Di luar kesibukannya sehari-hari, dia juga memangku berbagai posisi prestisius di banyak organisasi. Di antaranya, Cornell University, Chartered Financial Analyst Institure, Major League Baseball dan Council on Foreign Relations. Nama Cohen juga tercantum dalam daftar "Most Powerful Women" oleh Forbes.
5. Lubna S. Olayan, CEO
|
|
Dia masuk ke bisnis keluarganya di awal 1980an, ketika masih belum umum diterima secara sosial bagi wanita Saudi untuk bekerja dan berbisnis. Faktanya, hingga sekarang pun masih belum umum bagi wanita Saudi untuk bekerja atau berbisnis karena ada batasan terhadap kebebasan mereka. Bahkan perusahaan Olayan hanya punya sedikit sekali karyawati.
Wanita Saudi dianggap tidak berpendidikan dan penuh tekanan. Olayan tahu betul aturan ketat dalam lingkungan budayanya, namun dia tidak pernah ragu karena jenis kelaminnya dan hanya fokus pada performa kerjanya.
Seperti Cohen, Olayan lahir di keluarga yang tepat. Tapi dia tak akan bisa mengurus perusahaan raksasa dengan 40 anak usaha sekaligus investor terbesar di bursa saham Saudi jika dia tidak cerdas, terampil dan tekun.
Olayan menjadi anggota direksi perusahaan terbuka Saudi perempuan pertama ketika bergabung dengan Bank Saudi Hollandi pada 2004. Dia juga menjadi anggota direksi perusahaan investasi Egyptian Finance Company dan bank investasi Capital Union.
6. Deborah A. Farrington, pendiri perusahaan investasi
|
|
Farrington juga menjabat sebagai direktur di dua perusahaan terbuka yang berbasis di California: Collectors Universe, Inc. - perusahaan koleksi otentifikasi dan NetSuite, Inc - perusahaan software finansial bisnis. Dia juga menjadi direktur di beberapa perusahaan tertutup dan satu organisasi non-profit. Farrington masuk dalam daftar Forbes "Midas List" yang terdiri dari para pemodal ventura top.
7. Linda Bradford Raschke, pialang profesional
|
|
Selama 6 tahun, Raschke bekerja di Pacific Coast Stock Exchange lalu pindah ke Philadelphia Stock Exchange sebelum akhirnya bekerja sendiri sebagai trader harian. Raschke menulis buku tentang strategi trading probabilitas tinggi dan dikenal luas sering menjadi narasumber berbagai media. Dia juga mengajar trading di beberapa organisasi prestisius, salah satunya Managed Futures Association and Bloomberg.
Halaman 2 dari 8











































