"Tekanan terhadap nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian global terkait krisis Eropa dan pemulihan ekonomi AS yang masih rentan, serta perlambatan ekonomi China," demikian hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Dody Budi Waluyo di Jakarta, Kamis (9/8/2012).
BI memandang, di sisi lain ekspor yang melambat turut menimbulkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. "Untuk itu, Bank Indonesia senantiasa mencermati keseimbangan di pasar valuta asing untuk mengarahkan pergerakan nilai tukar Rupiah sejalan dengan fundamentalnya," terang Dody.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(dru/ang)