Kisah Saham BUMI, Sempat Tembus Rp 8.750 Kini Tinggal Rp 760

Kisah Saham BUMI, Sempat Tembus Rp 8.750 Kini Tinggal Rp 760

- detikFinance
Rabu, 29 Agu 2012 13:17 WIB
Jakarta - Para pemain lama di pasar modal tidak asing lagi dengan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Perusahaan tambang milik grup Bakrie ini bisa dibilang sebagai penggerak pasar modal pada masa jayanya.

Saking populernya saham ini, para pelaku pasar kadang menghubung-hubungkan kejadian di pasar modal dengan saham BUMI. Seperti contohnya, kejadian eror di transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI) awal pekan ini, beredar rumor saham BUMI punya peran.

Rumor seperti ini tidak terjadi sekali saja, bahkan pada masa krisis, ketika bursa terpaksa ditutup akibat koreksi tajam. Banyak pihak menilai bursa saham sengaja tidak dibuka karena nanti saham BUMI bisa terjun bebas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pergerakan saham BUMI juga sangat fluktuatif, sejak IPO di tahun 1990 lalu di harga 4.500 per lembar, sahamnya sempat naik turun dalam rentang yang sangat lebar.

Seperti dikutip dari data perdagangan bursa, Rabu (29/8/2012), saham BUMI sempat menyentuh posisi intraday tertinggi sepanjang sejarah di level Rp 8.750 per lembar pada 10 Juni 2008 sebelum akhirnya ditutup di Rp 8.150 sore harinya.

Sebelum krisis ekonomi global akhir 2008 terjadi, saham BUMI memang menjadi primadona di pasar modal dalam negeri, bersama enam perusahaan Bakrie lainnya atau biasa disebut Bakrie 7.

Bakrie 7 selain BUMI antara lain, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Darma Henwa (DEWA), dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).

Saham-saham ini sempat menguasai pasar modal sebelum krisis ekonomi, namun belakangan ini kinerja keuangan mereka melempem dan berujung pada koreksi di harga saham-sahamnya.

Kini, harga saham BUMI pada penutupan perdagangan kemarin ditutup di level Rp 760 per lembar dengan volume perdagangan sebesar 740.939 juta lembar saham.

Sejak awal tahun ini, tren melemah sudah menempel terhadap saham BUMI, terutama diakibatkan isu kondisi finansialnya yang tidak terlalu sehat. Penjualan yang dilakukan kepada Vallar Plc (yang kini bernama Bumi Plc) pun tidak bisa memberikan sentimen positif.

Pasalnya, kongsi grup Bakrie dan grup Rothschild itu tidak bertahan lama, bahkan kabarnya keduanya saling menjatuhkan untuk mengambil alih Bumi Plc yang tercatat sahamnya di bursa London tersebut.

Kini, dengan adanya riset dari Panin Sekuritas, BUMI diprediksi terancam bangkrut gara-gara beban utang yang terlalu tinggi. Salah satu indikasi lain bangkrutnya perusahaan tambang Grup Bakrie itu adalah kerugian Rp 3 triliun di semester I-2012.

Emiten berkode BUMI itu mencatat kerugian sebesar US$ 322 juta pada semester I-2012 dibandingkan keuntungan US$ 232 di tahun lalu pada periode yang sama.
(ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads