7. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
|
|
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesaia (BEI), pada awal Januari saham BUMI masih bertengger pada level Rp 2.200 dan sempat naik tertinggi pada level Rp 2.575 pada 1 Februari 2012.
Saham perseroan stabil pada level Rp 2.400 hingga April sebelum akhir menurun ke level Rp 2.025 di 2 Mei 2012. Seolah tak terbendung saham BUMI kembali anjlok ke Rp 1.250 di Juni 2012.
Dengan kinerja buruk pada semester I-2012 yang meraih rugi Rp 3,14 triliun, menambah ekspektasi negatif investor. Mereka terus short sell saham perseroan hingga kini berada di posisi terendah Rp 720. Meski saham menurun total kapitalisasi pasar BUMIΒ masih tinggi, Rp 13,71 triliun.
6. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
|
|
Tren harga Energi Mega memang stabil pada level Rp 187 di awal tahun 2012. Saham perseroan sempat berada pada level tertinggi Rp 210 di 18 Januari 2012.
Sempat turun ke level Rp 168 pada 12 April 2012, saham ENRG kembali membaik dan bertahan sejenak pada posisi Rp 192. Saham perseroan menurun cukup dalam ke level Rp 121. Perseroan hingga kini memiliki kapitalisasi pasar Rp 3,774 triliun.
5. PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP)
|
|
Namun kinerja yang sama tidak tertular pada saham perseroan. Saham perseroan kini tercatat Rp 131, turun 5 poin (3,68%). Tren menurunnya saham terjadi sejak Mei 2012, padahal pada periode Januari hingga April saham UNSP masih stabil pada posisi Rp Rp 285-Rp 310.
Sejak Mei lalu saham UNSP turun ke level Rp 260 per lembar, dan kembali terjerembab ke posisi Rp 150 pada 15 Juni 2012. Tidak berapa lama UNSP mengalami apresiasi kembali ke posisi Rp 200-an.
Bakrie Sumatra Plantation kini memiliki kapitalisasi pasar Rp 1,783 triliun. Kinerja perseroan tahun 2012 tergolong baik. Hingga semester I laba UNSP naik 362% menjadi Rp 218,62 miliar dari sebelumnya Rp 47,26 miliar.
4. PT Bakrie Development Tbk (ELTY)
|
|
Penurunan saham ELTY adalah yang paling besar dibandingkan perusahaan Bakrie 7 lainnya. Bayangkan di awal tahun saham perseroan berada di Rp 129 dan sempat ke posisi tertinggi Rp 146 per lembar.
Kinerja usaha yang buruk seakan menular ke pergerakan saham ELTY.Β Bakrieland menderita rugi Rp 34,59 miliar hingga semester I. Padahal di periode yang sama tahun lalu, ELTY meraih laba Rp 126,13 miliar.
Posisi saham perseroan pun langsung terjun bebas mulai Rp 114 pada 3 Mei dan langsung ditutup pada posisi Rp 68 pada penutupan perdagangan 15 Juni.
3. PT Darma Henwa Tbk (DEWA)
|
|
DEWA memang sempat meninggalkan posisi Rp 100-an akibat aksi penjualan saham di anak usahanya Coal Vista Resources Ltd dengan nilai US$ 80 juta. Seluruh dana hasil penjualan saham ini, digunakan untuk melunasi utang dan pembiayaan belanja modal.
Namun ini tidak berlangsung lama. Pada Mei 2012 saham perseroan kembali turun ke Rp 73 dan terus menurun ke level Rp 55 per lembar. Market cap DEWA kini diketahui berada di level Rp 1,092 triliun.
2. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
|
|
Perjalanan saham BTEL tergolong stabil sejak awal tahun. Awal Januari BTEL bertengger pada posisi Rp 265, kemudian di 1 Juni naik ke posisi Rp 280.
Sejak itu, saham BTEL langsung drop ke posisi Rp 220 pada 11 Juni dan terus melemah menjadi Rp 155 di 15 Agustus. BTEL berdasarkan data BEI kini memiliki kapitalisasi pasar Rp 4,159 triliun.
1. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)
|
|
Saham perseroan nyaris tidak banyak bergerak sejak awal 2012. Mengawali perdagangan, BNBR bergerak di level Rp 51. Tak lama naik tipis Rp 53. Angka terakhir adalah raihan tertinggi saham BNBR sepanjang 2012 (year to date).
Saham perseroan kini memiliki kapitalisasi pasar Rp 4,686 triliun. Kinerja BNBR terakhir, semester I-2012 menunjukan peningkatan signifikan. Laba bersih BNBR Rp 214,35 miliar per Juni 2012, meningkat 461% dari periode yang sama tahun lalu Rp 45,49 miliar.
Halaman 2 dari 8











































