Jakarta Setiabudi akan Refinancing Utang
Kamis, 09 Sep 2004 14:15 WIB
Jakarta - PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) akan melakukan pembiayaan kembali (refinancing) atas utangnya sebesar US$ 21,327 juta pada tahun ini. Refinancing utang tersebut akan dilakukan dengan convention loan, dimana pinjaman utang kepada kreditur akan diganti dengan pinjaman baru yang didapat nantinya."Saat ini kita masih terus lakukan negosiasi, baik dengan bank dalam dan luar negeri," kata Direktur Utama JSPT, Amir Abdul Rachman, usai paparan publik yang berlangsung di gedung Bursa Efek Jakarta, Kamis (9/9/2004).Total utang yang akan di-refinancing tersebut merupakan utang perseroan kepada beberapa bank di dalam dan luar negeri. Kreditur bank dari dalam negeri di antaranya BCA, Bank Panin, Bank Ekonomi, Bank NISP dengan tingkat bunga sebesar 9,50 persen. Sedangkan kreditur bank luar negeri antara lain Nomura Singapore, BNP Paribas, Asia Indo Ltd, Mannings Holdings Ltd dengan kisaran bunga sekitar 9,6 persen.Sedangkan total utang JSPT beserta anak-anak usahanya mencapai Rp 489,626 miliar, ditambah US$ 54,144 juta per Juli 2004 atau naik dari periode akhir Desember 2003 sebesar Rp 362,176 miliar ditambah US$ 42,785 juta.Jajaki AkuisisiAmir menjelaskan, perseroan juga berencana melakukan ekspansi usaha dengan mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bidang properti perhotelan, baik di dalam maupun luar negeri."Kita sedang lakukan penjajakan. Mudah-mudahan dalam satu tahun dari sekarang sudah diperoleh kepastian hasilnya dan bisa diumumkan," katanya. Namun Amir menolak menyebutkan nama-nama perusahaan yang akan diakuisisi itu.Untuk itu, lanjut dia, JSPT saat ini telah menyiapkan dana modal sendiri minimal sebesar Rp 80-90 miliar. Selain dari kas internal perseroan, diharapkan dana akusisi juga akan diperoleh dari pinjaman bank.Oleh karena itu, kata Amir, manajemen perseroan tengah melakukan negosiasi untuk memperoleh tambahan utang kepada beberapa kreditur bank. "Untuk dua belas bulan ke depan diperkirakan tambahan utang mencapai sekitar Rp 200-300 miliar," katanya.Pada tahun ini perseroan telah mendapatkan fasilitas pinjaman tambahan sebesar US$ 3,5 juta melalui Lehman Brothers, sebesar US$ 17 juta melalui Nomura Singapore Ltd untuk proyek PT Wynncor Bali dan sebesar Rp 80 miliar dari Bank Panin untuk proyek PT Metropolitan Realty International.Amir juga menjelaskan, untuk tahun 2004 ini, perseroan akan melakukan revisi target dengan proyeksi tahun ini sudah membukukan laba positif dibanding target sebelumnya yang diperkirakan masih akan membukukan kerugian.Revisi tersebut dipicu oleh membaiknya kinerja pendapatan operasional perseroan seiring dengan membaiknya bisnis perhotelan, khususnya di Bali. Per Juli 2004, tingkat hunian rata-rata naik di atas 50 persen dibanding tahun lalu masih di bawah 50 persen. Kondisi ini seiring dengan meningkatnya kunjungan wisman ke Indonesia yang mencapai 2,558 juta orang per Juli 2004, dibanding periode sama tahun lalu 1,949 juta orang.Hingga Juli 2004, perseroan telah membukukan pendapatan sebesar Rp 267,7 miliar atau naik dari periode sama tahun lalu Rp 238,1 miliar. Sementara, total EBITDA perseroan per Juli 2004 juga naik menjadi Rp 58,5 miliar dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 51,8 miliar.
(ani/)