Anak usaha emiten berkode ESSA itu sudah menandatangani surat mandat (mandate letter) dengan IFC hari ini, seperti dikutip dari siaran pers perseroan, Senin (5/11/2012).
Berdasarkan ketentuan dalam surat mandat, IFC akan mempertimbangkan pemberian dana pinjaman hingga US$ 100 juta, memfasilitasi pinjaman sindikasi dari kreditur paralel sebesar US$ 400 juta, dan pemberian ekuitas hingga US$ 25 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan berharap proses pendanaan (financial close) untuk PAU dapat diselesaikan per Maret 2013. Pada Agustus 2011, ESSA mengakuisisi 59,98% saham PAU, perusahaan yang telah memperoleh alokasi gas sebesar 55 MMSCFD dari wilayah kerja Senoro-Toili di Sulawesi Tengah.
PAU berencana membangun pabrik pengolahan amoniak berkapasitas 700.000 MT per tahun yang diharapkan akan memulai berproduksi secara komersial di triwulan III-2015. Proyek ini mendukung arahan pemerintah untuk memaksimalkan pemanfaatan gas dalam negeri dan penambahan nilai atas gas alam, juga untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan penambahan produksi pupuk.
Perseroan berdiri 2006 lalu untuk memenuhi kebutuhan produk gas hilir nasional. Kegiatan usaha utama ESSA adalah pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk menghasilkan LPG (liquefied petroleum gas) dan Kondensat.
Perusahaan memiliki dan mengoperasikan kilang LPG terbesar kedua di Indonesia (tidak termasuk operator PSC) yang berlokasi di Palembang, Indonesia. Awal tahun ini, tepatnya 1 Febuari 2012, ESSA menjadi perusahaan pengolah LPG pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
(ang/dnl)