82 Emiten BEJ Pindah ke Papan Utama
Rabu, 03 Nov 2004 14:49 WIB
Jakarta - Sebanyak 82 emiten di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang semula berada di papan pengembangan mulai 8 November 2004 pindah dan diperdagangkan ke papan utama. Dengan demikian jumlah saham di papan utama menjadi 123 emiten dan di papan pengembangan 211 emiten. Perpindahan papan tersebut mengacu pada penerapan ketentuan butir VII.3.2, Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. Demikian penjelasan Kadiv Pencatatan Sektor Riil BEJ Yose Rizal dan Kadiv Pencatatan Sektor Jasa BEJ Wan Wei Yiong dalam pengumumannya, Rabu,(3/11/2004). Emiten yang telah mengajukan permohonan untuk dipindahkan ke papan utama harus mengikuti beberapa persyaratan seperti, pertama, telah melakukan kegiatan operasional dalam bisnis utama (core business) yang sama sekurang-kurangnya selama 36 (tiga puluh enam) bulan terakhir. Kedua, laporan keuangan auditan memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian (WTP) selama 2 (dua) tahun buku terakhir. Ketiga, berdasarkan laporan keuangan auditan terakhir, memiliki Aktiva Bersih Berwujud (Net Tangible Assets) sekurang-kurangnya Rp 100 miliar. Keempat, tidak mengalami kondisi dan atau peristiwa dan atau gugatan atau perkara yang secara material diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha emiten. Menurut Yiong, saat ini terdapat 82 emiten yang telah mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan untuk dipindahkan dari papan pengembangan ke papan utama. Maka itu BEJ memindahkan pencatatan efek ke-82 perusahaan tercatat tersebut dari papan pengembangan ke papan utama, yang berlaku efektif sejak tanggal 8 November 2004. Daftar ke-82 emiten yang pindah dari papan pengembangan ke papan utama diantaranya adaah : PT Bank Lippo Tbk (LPBN), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Mustika Ratu Tbk (MRAT), PT Bank NISP Tbk (NISP), PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), PT Sari Husada Tbk (SHDA), PT Timah Tbk (TINS), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Bank Buana Indonesia Tbk (BBIA), PT Bank Niaga Tbk (BNGA), PT Gajah Tunggal Tbk (GJT), PT IndofarmaTbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).
(djo/)