Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan penguatan juga terjadi pada beberapa negara berkembang, seperti Turki (lira), Brasil (real), Afrika Selatan (rand), dan Argentina (peso) terhadap dolar AS. Namun rupiah tetap yang naik paling tajam.
"Untuk beberapa negara berkembang seperti lira, real, rand dan peso memang juga menguat. Tapi rupiah yang paling menguat tajam," ungkap Chatib di kantornya, Jakarta, Senin (17/2/2014)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rupiah menjadi yang paling tajam karena ada faktor internal tadi. Dalam waktu dua hari 700 poin," sebutnya.
Ini pun yang menurut Chatib yang membuat pelaku pasar menganggap negara-negara berkembang menjadi sasaran investor kembali. Karena ada perbaikan dari struktural perekonomian.
"Makanya dibilang emerging market attractive enough untuk masuk lagi. Jadi mereka lihat ada perbaikan," terang Chatib.
(mkl/ang)











































