Hyundai Kirim Kapal FSRU Pesanan PGN

Hyundai Kirim Kapal FSRU Pesanan PGN

- detikFinance
Senin, 07 Apr 2014 15:28 WIB
Hyundai Kirim Kapal FSRU Pesanan PGN
Jakarta - Hyundai Heavy Industries perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, telah selesai membangun kapal Floting Storage Receiving Terminal (FSRU) yang dipesan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

Kapal FSRU tersebut saat ini sedang berlayar dari Ulsan, Korea Selatan menuju Lampung, Sumatera Selatan dan diperkirakan sampai pada pertengahan Mei 2014.

Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso menyatakan, selesainya pembangunan FSRU Lampung ini akan mendorong percepatan konversi bahan bakar minyak (BBM) di Lampung dan Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Lampung boleh dikatakan sedang mengalami krisis energi dan pasokan gas dari FSRU ini bisa menjadi obatnya,” kata Hendi dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/4/2014).

PGN memberi nama kapal FSRU tersebut dengan nama PGN FSRU Lampung. FSRU sendiri adalah tempat penyimpanan sementara LNG sekaligus regasifikasi LNG yang berada di atas sebuah kapal terapung.

Hendi mengatakan, dengan adanya FSRU tersebut, sumber gas PGN yang disalurkan kepada konsumen tidak hanya bersumber dari lapangan gas di Sumatera – Jawa. PGN dapat mengandalkan sumber pasokan gas dari Kilang LNG yang berada di Indonesia Timur.

Sehingga produk LNG dari Kilang dalam negeri tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik. Selain itu emiten berkode PGAS itu juga bisa mendapatkan pasokan LNG dari sumber lainnya.

"FSRU ini bagian dari infrastruktur gas bumi terintegrasi di Lampung, bagian lainnya adalah pipa distribusi sepanjang 100 kilometer dengan diameter 12-16 inci. Hingga akhir Maret 2014, pembangunan jaringan pipa itu sudah mencapai 90 kilometer," kata Hendi.

FSRU tersebut berkapasitas 2 juta ton per tahun. Gas dari FSRU Lampung nantinya akan memasok kebutuhan gas bagi pembangkit listrik, industri, usaha kecil dan rumah tangga di Lampung dan Sumatera Selatan. Selain itu juga akan memasok kebutuhan gas bumi di Jawa Barat, Banten dan Jakarta.

Optimalisasi pemanfaatan gas bumi berpotensi menghemat biaya bahan bakar yang mencapai sekitar Rp 900 miliar per tahun. Penghematan biaya bahan bakar bakal lebih besar seiring dengan peningkatan pemakaian gas bumi di Lampung.

(rrd/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads