Pelaku pasar modal baik di dalam maupun luar negeri berharap presiden baru Indonesia bisa bersih, jujur, dan bebas korupsi. Sosok pemimpin seperti ini bisa didapat jika pemerintahan yang baru nanti bukan koalisi namun satu partai.
Kepala Riset Recapital Asset Management Pardomuan Sihombing mengatakan, sosok pemimpin baru yang diidam-idamkan pelaku pasar itu sempat menggegerkan pasar modal dengan melonjak lebih dari tiga persen dalam satu hari.
Pelaku pasar percaya bahwa Pemilu Legislatif dan Presiden tahun ini akan memberikan pemimpin baru yang lebih baik, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah lebih dulu naik dalam satu bulan terakhir ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penguatan yang terjadi di pasar modal dalam negeri menunjukkan respons positif pelaku pasar terhadap pemilu legislatif. Menurutnya, ada satu calon kuat yang sangat diidam-idamkan pasar.
Hasil survei Median Survei Nasional (MSN) terakhir menunjukkan tiga besar calon presiden RI adalah Jokowi, Prabowo, dan Aburizal Bakrie (ARB). Ketiga calon ini didukung oleh partai yang berbeda, salah satunya adalah pilihan pelaku pasar modal.
Menurut Pardomuan, pelaku pasar tidak mau lagi dipimpin oleh partai hasil koalisi dan berharap salah ada salah satu partai yang bisa menang hingga di atas 25% dari total suara (atau 20% di kursi DPR).
Jika satu partai yang mengusung salah satu capres itu masih kurang dari batasan tersebut, maka harus melakukan koalisi untuk bisa mengusung pasangan capres dan cawapres.
"Banyak yang belum mengerti soal ini dan memilih golput. Padahal Pemilu (Legislatif) besok itu penting untuk menentukan posisi partai sebelum mengusung capres. Kalau ternyata besok tidak sesuai dengan ekspektasi pasar maka pasar bisa jatuh," katanya.
(ang/dnl)











































