Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif arus dana asing yang masuk ke lantai bursa cukup deras. Investor asing sudah berharap banyak Indonesia bisa punya pemimpin baru yang bersih.
Menurut Kepala Riset Recapital Asset Management Pardomuan Sihombing, pelaku pasar asing sudah punya harapan yang tinggi atas terpilihnya pemimpin Indonesia yang sesuai pilihan mereka.
Deklarasi calon presiden (capres) pilihan investor asing ini sempat menggegerkan dunia pasar modal dengan adanya lonjakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih dari 3% dan menekan nilai tukar dolar ke kisaran Rp 11.200.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika itu sampai terjadi, maka bukan tidak mungkin IHSG mengalami koreksi tajam seperti yang terjadi di akhir 2013 saat indeks sempat cetak rekor di kisaran 5.200 lalu tiba-tiba saja jatuh sampai ke level 4.300.
Yang paling terkena dampak jika investor asing melarikan dananya ke luar negeri adalah para investor ritel. Pasalnya, selama ini pengaruh investor asing terhadap pergerakan pasar sangat tinggi, investor ritel tidak bisa berbuat apa-apa jika melihat IHSG turun tajam.
Calon presiden RI yang dipilih pelaku pasar asing berada di tiga besar hasil survei Median Survei Nasional (MSN), yaitu Joko Widodo (Jokowi), Prabowo dan Aburizal Bakrie (ARB). Ketiga calon ini didukung oleh partai yang berbeda.
Menurut Pardomuan, pelaku pasar tidak mau lagi dipimpin oleh partai hasil koalisi dan berharap ada salah satu partai yang bisa menang hingga di atas 25% dari total suara (atau 20% di kursi DPR).
Jika satu partai yang mengusung salah satu capres itu masih kurang dari batasan tersebut, maka harus melakukan koalisi untuk bisa mengusung pasangan capres dan cawapres.
"Banyak yang belum mengerti soal ini dan memilih golput. Padahal Pemilu (Legislatif) besok itu penting untuk menentukan posisi partai sebelum mengusung capres. Makanya Pemilu besok itu penting. Kalau ternyata besok tidak sesuai dengan ekspektasi pasar maka pasar bisa jatuh," katanya.
(ang/dnl)