Ini 'Jurus' BEI Tangkis Investasi Bodong

Ini 'Jurus' BEI Tangkis Investasi Bodong

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Senin, 28 Apr 2014 11:15 WIB
Ini Jurus BEI Tangkis Investasi Bodong
Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, saat ini masih marak terjadi penipuan investasi atau investasi bodong di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah minimnya pengetahuan masyarakat soal investasi, terlebih di pasar modal. Untuk itu, perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat terkait hal ini, misalnya dengan menggelar Sekolah Pasar Modal (PSM).

Demikian dikatakan Direktur Pengambangan BEI Friderica Widyasari Dewi saat acara Pembukaan Kegiatan Sekolah Pasar Modal (SPM) Reguler 2014 di Gedung BEI, Jakarta, Senin (28/4/2014).

"Investasi bodong tambah marak apalagi yang terlibat merupakan nama-nama besar, penasihat investasi juga terkenal. Makanya kita harus lihat dulu. Jangan sampai kena investasi bodong," ujar wanita yang akrab disapa Kiki ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, Kiki punya tips sendiri bagi investor sebelum memulai investasi agar tak tertipu investasi bodong.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah ketahui dulu perusahaan yang menawarkan investasi, apakah perusahaan tersebut keberadaanya pasti dan bisa dipantau.

"Kalau ada yang menawarkan investasi, lihat underlying-nya, misalkan mereka menyebut PT tertentu, itu harus lihat dulu benar apa nggak," kata dia.

Selanjutnya, kenali produk investasi yang ditawarkan dan siapa yang menawarkan. Terdaftar atau ilegal.

"Lihat dulu jenis investasinya, misal ada investasi singkong, timun, atau apa, kita lihat dulu siapa yang menawarkan," ujarnya.

Tak hanya itu, dalam berinvestasi tidak menawarkan imbal hasil atau return dengan angka pasti. Imbal hasil dalam sebuah instrumen investasi selalu fluktuatif.

"Kalau ditawarkan imbal hasil investasi dengan angka pasti, itu sudah pasti bohong, misal dalam sebulan dijanjikan return 5% jadi setahun sekian persen, kita harus hati-hati, mungkin 1-3 bulan beneran dapat dulu uangnya, habis itu berhenti," kata Kiki.

Dia menambahkan, maraknya investasi bodong tak hanya terjadi di daerah-daerah saja yang memang tingkat pemahamannya kurang soal investasi, namun juga di kota-kota besar.

"Dari laporan yang ada di setiap kantor cabang BEI, ada saja laporan investasi bodong dan cenderung agresif, Jakarta dan daerah banyak. Misal ada event di Batam, mereka menawarkan investasi di acar tersebut dan mengaku anggota BEI. Saat tim kami menegur, mereka ngeles anggota bursa Inggris," ucapnya.

Biasanya, tambah Kiki, modus mereka dengan mengikuti sekolah-sekolah pasar modal yang kemudian setelah dapat informasinya, mereka memulai aksinya dengan menawarkan produk investasi ke masyarakat.

"Biasanya modus mereka hadir di event dan ikut belajar, setelah itu mereka menawarkan investasi bodong. Di daerah nyasar ke level orang yang sampai gadaian ijazah, kalau di kota besar biasanya yang berduit tapi nggak tahu akses investasi, atau nggak mau ribet jadi ya yang penting investasi," pungkasnya.

(drk/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads