OJK: 60% Investor Pasar Modal RI Adalah Pemodal Asing

OJK: 60% Investor Pasar Modal RI Adalah Pemodal Asing

- detikFinance
Senin, 05 Mei 2014 11:38 WIB
Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong kepemilikan investor lokal di pasar modal yang saat ini masih dikuasai asing. Untuk itu perlu ada dorongan bagi investor lokal supaya lebih aktif lagi berinvestasi.

Wakil Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto menyebutkan, saat ini kepemilikan asing di pasar modal masih tinggi mencapai 60%. Diharapkan, ke depan investor lokal mampu bersaing dengan asing melalui kepemilikannya di pasar saham.

"Saat ini 60% pasar saham masih didominasi investor asing, kita akan terus fokus untuk memperbesar investor lokal. Namun untuk investor asing kita tetap welcome," kata Rahmat saat acara OJK Dialogue Series II "Indonesia's Capital Market Deepening in AEC Era," The Anticipation of the Capital Market Openness in ASEAN, di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (5/5/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, dorongan untuk memperbesar investor lokal dalam rangka menghadapi pasar bebas ASEAN yang bakal digelar pada 2015 mendatang. Khusus untuk pasar keuangan, pasar bebas ini akan dibuka pada tahun 2020.

"Kita akan menghadapi pasar terintegrasi di ASEAN. Indonesia akan menghadapi pasar bebas. OJK akan melanjutkan untuk memperbesar capital market di ASEAN yang legal, adil, dan transparan," ujar dia.

Menurut Rahmat, pasar saham perlu terus dikembangkan sebagai salah satu instrumen pembiayaan jangka panjang. Instrumen ini bisa dikembangkan di di pasar modal.

"Sekarang 60% pembiayaan jangka panjang melalui pasar modal dan 33% melalui pasar obligasi. Ini akan terus didorong," kata dia.

Untuk itu, melalui keterbukaan akses pasar keuangan, pasar modal Indonesia dituntut untuk bisa bersaing di pasar ASEAN.

"Indonesia harus siap menghadapi AEC. Kami yakin financial inclusion bisa untuk menyebar akses pasar keuangan. OJK terus membangun financial sistem dan bisa efektif untuk fokus dalam pembiayaan jangka panjang dan juga fokus di sektor riil. Tantangan kita gimana untuk menyeimbangkan antara keduanya," tandasnya.

(drk/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads