Sudah bukan rahasia lagi kalau pelaku pasar baik itu domestik atau internasional mengharapkan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) bisa terpilih sebagai Presiden RI periode berikutnya.
Lalu bagaimana dengan kandidat lainnya? Pada waktu Jokowi mengumukan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) jadi wakilnya, berbarengan dengan deklarasi pencapresan Prabowo Subianto bersama wakilnya Hatta Rajasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuatif, paginya IHSG sempat naik tinggi berbarengan dengan deklarasi Jokowi dan JK. Sayangnya, IHSG menutup perdagangan dengan anjlok 119,041 poin (2,37%) ke level 4.895,955.
Deklarasi Prabowo dan Hatta dilakukan sore hari menjelang penutupan perdagangan. Waktu itu investor lokal banyak lakukan aksi jual demi ambil untung.
Asing masih terus mauk meski nilainya tidak sampai triliunan dalam sehari, tidak seperti waktu PDIP menunjuk Jokowi sebagai capres pada 14 Maret 2014 lalu. Waktu itu dana asing masuk Rp 1,45 triliun dalam sehari.
Bahkan pada saat yang sama IHSG ditutup melompat 152,476 poin (3,23%) ke level 4.878,643. Padahal pagi harinya indeks bergerak lesu di zona merah. Sentimen Jokowi Effect itu bahkan membuat dolar menyentuh titik terendahnya di Rp 11.255 per dolar AS.
Investor asing menempatkan dananya di pasar modal sebanyak Rp 41 triliun sejak awal tahun sampai penutupan perdagangan kemarin. Salah satu faktor pendorongnya adalah optimisme Pemilu yang berjalan lancar.
(ang/dnl)











































