Selain melakukan aksi tunggu, investor asing masih bertanya-tanya siapa yang akan jadi presiden RI berikutnya? Apakah Joko Widodo atau Prabowo Subianto?
Hal ini juga menjadi perhatian media-media asing. Para investor dan analis dari luar negeri punya pemikiran sendiri atas situasi politik yang terjadi belakangan ini.
"Secara umum, pengusaha merasa lebih dekat dengan Jokowi yang mengerti soal bisnis," kata Kenichi Tomiyoshi, Presiden Direktur Japan External Trade Organization waktu berkunjung ke Indonesia, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (27/6/2014).
Hal tersebut juga terbukti saat Jokowi mendelakrasikan maju dalam bursa capres, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak hingga 3% dan nilai tukar rupiah menekuk dolar AS.
Rupiah dan IHSG tidak mengalami pergerakan yang berarti setelah Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mendeklarasikan maju ke bursa capres. Namun setelah popularitas kedua capres mulai ketat, investor asing mulai ketar-ketir.
Pengusaha asing ini jadi tidak bisa menebak siapa yang akan menang. Imbasnya, banyak pengusaha asing yang keluar sejenak dari Indonesia sambil menarik dananya keluar.
Dana yang keluar ini berbentuk dolar AS, makanya nilai tukar rupiah akhirnya secara perlahan mulai melemah, sampai hari ini dolar AS menembus Rp 12.100. Bandingkan saat Jokowi menyatakan siap maju capres dolar AS masih di kisaran Rp 11.200-an.
Menurut analis asing, Jokowi sudah dikenal atas reputasi dan pengalamannya sebagai pemimpin yang mengerti dan menjalankan kemauan masyarakat dan pelaku usaha.
"Banyak sekali masalah yang dihadapi pebisnis di Indonesia, salah satunya adalah pembebasan lahan. Berdasarkan rekam jejak pengalamannya, Jokowi paling memungkinkan untuk bisa menyelesaikan masalah ini," kata Analis IHS, Anton Alifandi, seperti dikutip Reuters.
"Jika Jokowi menang, pebisnis akan melihat kinerjanya selama enam bulan atau setahun. Jika ada perkembangan yang sesuai janjinya, maka akan banyak investasi asing masuk," ujarnya.
Sebaliknya, para pengusaha asing ini tidak begitu mengenal rekam jejak Prabowo. Sehingga banyak yang skeptis apakah Prabowo mampu membawa ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik.
Selama ini Indonesia sudah kebanjiran dana asing investor yang berasal Jepang, Korea Selatan, sampai Amerika Serikat (AS). Hal ini membuat masyarakat kelas menengah tumbuh dengan pesat.
(ang/dnl)











































