Harga BBM Bakal Naik, Chatib Basri: Ada Sentimen Positif di Pasar Saham

Harga BBM Bakal Naik, Chatib Basri: Ada Sentimen Positif di Pasar Saham

- detikFinance
Kamis, 18 Sep 2014 19:46 WIB
Harga BBM Bakal Naik, Chatib Basri: Ada Sentimen Positif di Pasar Saham
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini menguat. Penguatan IHSG berbanding terbalik dengan nilai tukar rupiah yang justru melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Hari ini, IHSG ditutup 5.208,14, naik 19,96 poin (0,38%). Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan pasar tercatat Rp 11.990 per dolar AS, melemah dibandingkan kala pembukaan yaitu Rp 11.950 per dolar AS.

Menurut Chatib Basri, Menteri Keuangan, sentimen domestik menjadi pendorong penguatan IHSG. Investor melihat kemungkinan pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di stock market lebih pada domestik. Ada sentimen positif terkait kemungkinan kenaikan harga BBM," kata Chatib kala dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (18/9/2014).

Chatib sendiri saat ini tengah berada di Hong Kong untuk menghadiri CLSA Investor's Forum. Di agenda yang sama hadir pula Luhut Binsar Pandjaitan, Penasihat Tim Transisi Jokowi-JK.

Luhut, seperti dikutip dari Reuters, mengungkapkan bahwa Jokowi-JK akan menaikkan harga BBM pada November 2014. Besarannya adalah Rp 3.000 per liter.

"Saya di Hong Kong waktu panel, mereka tanya mengenai kemungkinan kenaikan harga BBM. Itu yang menjelaskan kenapa," kata Chatib.

Sementara untuk pelemahan nilai tukar rupiah, Chatib menilai depresiasi mata uang bukan hanya dialami oleh Indonesia. Negara-negara lainnya juga ikut mengalami.

Penyebabnya adalah tarik-ulur potensi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan ketidakpastian di pasar. "Semua negara yang disebut fragile five (Brasil, Afrika Selatan, India, Indonesia, dan Turki) berisiko dari normalisasi kebijakan di AS," kata Chatib.

Oleh karena itu, demikian Chatib, pemerintah terus mencoba untuk memperdalam pasar domestik agar tidak terlalu tergantung dengan dana asing.

"Makanya saya ngomong dana haji, BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), dan sebagainya. Hanya dengan itu kita bisa memperkuat domestic market. Selama bergantung dari foreign inflow, kalau ada shock yang keluar juga banyak," jelasnya.

(hds/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads