Tekanan Pasar Saham Global Masih Kuat

Rekomendasi Saham

Tekanan Pasar Saham Global Masih Kuat

- detikFinance
Selasa, 14 Okt 2014 08:54 WIB
Tekanan Pasar Saham Global Masih Kuat
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin anjlok 49 poin gara-gara tekanan jual sejak awal perdagangan. Dana asing masih terus mengalir keluar lantai bursa.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (13/10/2014), IHSG ditutup terkoreksi 49,907 poin (1,01%) ke level 4.913,053. Sementara Indeks LQ45 ditutup terpangkas 10,373 poin (1,24%) ke level 828,303.

Wall Street mengalami koreksi yang cukup dalam gara-gara terlalu banyak sentimen negatif. Investor khawatir melambatnya perekonomian global mempengaruhi kinerja emiten ditambah dengan ancaman penyebaran virus Ebola.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones jatuh 223,03 poin (1,35%) ke level 16.321,07, Indeks S&P 500 anjlok 31,39 poin (1,65%) ke level 1.874,74 dan Indeks Komposit Nasdaq ambruk 62,58 poin (1,46%) ke level 4.213,66.

Hari ini IHSG diperkirakan masih akan mengalami tekanan dari pasar global dan regional. Pelaku pasar asing masih akan melepas saham.

Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:

  • Indeks Nikkei 225 anjlok 273,13 poin (1,79%) ke level 15.027,42.
  • Indeks Straits Times berkurang 8,27 poin (0,26%) ke level 3,193.88.

Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Bahana Securities
Pada perdagangan Senin (13/10) IHSG turun 50 poin (-1,01%) ke level 4.913,05 terkena sentimen negatif dari bursa AS dengan asing tercatat melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp 611 miliar dengan saham-saham yang banyak dijual a.l. BMRI, ASII, BBRI, BBNI, dan JSMR.

Secara teknikal, indeks turun namun tidak disertai volume dan berhasil tutup gap di 4.918 - 4.919. Stochastic oversold sementara RSI dan MACD flat.

Hari ini (13/10), IHSG diperkirakan akan mengelamai teknikal rebound dan bergerak di kisaran 4.875 - 4.970 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. TBIG, SMGR, GJTL, MPPA, dan BIPI.

Mandiri Sekuritas
Pasar saham AS kembali melanjutkan pelemahannya. Hal itu terjadi seiring semakin meluasnya kekhawatiran terhadap pelambatan ekonomi global, ditengah ancaman penyebaran virus Ebola di Paman Sam. Koreksi dialami oleh indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar -1,35% dan indeks S&P500 sebesar -1,65%.

Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh bursa global. Koreksi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang yang anjlok -2,22%. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan yang menguat tipis +0,22%.

Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak mixed. Harga minyak mentah WTI turun -0,90% ke level US$84,97 per barel. Sedangkan harga emas Comex menguat +0,43% ke posisi US$1.235,30 per troy ounce.

Dari dalam negeri, penyerapan anggaran hingga akhir Agustus 2014 dikatakan masih terkendali. Kementerian Keuangan mencatat defisit anggaran pada Agustus mencapai 1,15% dari produk domestik bruto (PDB), atau sebesar Rp119 triliun. Meski begitu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku jika target pertumbuhan ekonomi 5,8% pada 2015 sulit dicapai. Hal itu karena prospek normalisasi kebijakan moneter di AS dan penyehatan fiskal di dalam negeri.

Di sisi lain, pelemahan rupiah menurutnya tidak serta-merta memantik ekspor, karena adanya perlambatan ekonomi Tiongkok, yang notabene merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Sementara itu, investasi tidak akan mudah seiring prospek pengetatan moneter di dalam negeri untuk merespons penaikan suku bunga acuan The Fed.

Di tempat terpisah, Analis Teknikal Mandiri Sekuritas mengungkapkan jika indeks harga saham gabungan (IHSG) masih diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks bergerak konsolidasi dan melemah untuk kemudian ditutup pada level 4.913 atau turun -1,01% pada perdagangan kemarin.

Indikator RSI masih di area konsolidasi. Hari ini Indeks masih cenderung melemah dan coba menguji support terdekat di 4.864 serta resistance 5.000.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads