Moratorium Gairahkan Pasar Modal

Moratorium Gairahkan Pasar Modal

- detikFinance
Kamis, 13 Jan 2005 11:22 WIB
Jakarta - Kesepakatan negara-negara kreditor memberikan moratorium utang kepada Indonesia akan berdampak positif terhadap pergerakan saham-saham di bursa, terutama saham-saham blue chip. Kenaikan saham ini diperkirakan akan berlangsung secara temporaly dan pada pekan-pekan mendatang akan terjadi aksi profit taking.Demikian dikatakan, Equity Wealth Management BNI Fendi Susianto kepada detikcom melalui telepon di Jakarta, Kamis (13/1/2005).Dampak positif terhadap pasar modal itu terlihat pada perdagangan pagi ini dimana terjadi kenaikan harga saham-saham terutam saham-saham unggulan yang besarnya mencapai 11 poin. Hal ini juga terjadi pada kenaikan rupiah yang cukup signifikan dimana rupiah saat ini naik menjadi Rp 9.100 per dolar AS.Seperti diketahui, indeks harga saham gabungan (IHSG) saat ini naik 10,146 pada posisi 1018,724 dimana indeks LQ 45 naik 2,337 poin pada posisi 222,499 pada pukul 10.40 waktu JATS.Sebelumnya, kata Fendi, dampak positif moratorium utang terhadap kenaikan saham telah terlihat sejak awal ketika negara kreditor berkomitmen untuk memberikan moratorium. Dimana terjadi kenaikan pada IHSG dan terutama kenaikan disebabkan oleh naiknya harga saham-saham blue chip. "Dan kita ketahui, kenaikan IHSG di lantai bursa lebih banyak dipengaruhi oleh kenaikan saham-saham blue chip," tandasnya.Saat belum pastinya moratorium akan diberikan, kata Fendi sempat membuat saham-saham tertekan, terutam saham blue chip. "Dan setelah moratorium disepakati, indeks langsung naik. Kenaikan ini, setelah sebelumnya pelaku pasar menunggu hasil moratorium," katanya. Kenaikan saham ini terjadi karena pasar melihat, dengan adanya moratorium utang paling tidak beban pemerintah untuk membayar utang akan berkurang. "Dan pemerintah akan lebih banyak berkonsentrasi untuk melakukan rehabilitasi dan rekontruksi di Aceh tanpa perlu memikirkan untuk melakukan kewajiban pembayaran utang," katanya."Artinya kondisi eksternal perekonomian secara umum akan memicu pergerakan saham," katanya.Namun dia meyakini kenaikan ini hanya bersifat sementara saja. Dalam beberapa pekan mendatang akan terjadi aksi profit taking terutama di saham-saham unggulan. "Karena saham unggulan tidak murah lagi dan pelaku pasar tentunya akan melepas saham-sahamnya," ungkapnya.Setelah terjadi aksi profit taking, maka akan terjadi kenaikan pada saham-saham yang sebelumnya berada di second liner. Kenaikan terutama, terjadi pada saham-saham yang bergerak di bidang konstruksi. (mar/)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads