Kinerja Divisi Agribisnis, Kontraktor Penambangan dan Jasa Keuangan menunjukkan peningkatan, namun sebagian terkoreksi oleh penurunan laba dari Divisi Otomotif akibat penurunan marjin pada sektor kendaraan roda empat.
Sementara divisi penjualan alat berat mencatatkan hasil yang sedikit meningkat dibandingkan tahun lalu dikarenakan peningkatan penjualan suku cadang dan jasa purna jual, walaupun penjualan alat berat mengalami penurunan sebagai dampak melemahnya harga batu bara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjualan mobil Astra secara nasional menurun 1%, sementara penjualan sepeda motor Astra mengalami peningkatan sebesar 9%. Jumlah pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif Astra meningkat 11%.
Penjualan unit Komatsu turun 10%. Kontrak produksi batu bara meningkat 15%, sementara pengerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun 5%. Penjualan CPO turun sebesar 9%, sementara sejumlah 144 ribu ton olein berhasil dijual sepanjang 9 bulan pertama 2014.
Pendapatan bersih konsolidasi Astra naik 6% menjadi Rp 150,6 triliun selama 9 bulan pertama tahun ini, terutama karena peningkatan pendapatan dari sektor agribisnis dan kontrak penambangan.
Nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp 2.236 pada 30 September 2014, meningkat sebesar 8% dibandingkan dengan akhir tahun 2013.
Utang bersih konsolidasi, tidak termasuk bisnis jasa keuangan, tercatat sebesar Rp 3,8 triliun, meningkat 3% dibandingkan dengan akhir tahun 2013. Bisnis jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp 43,4 triliun, sedikit meningkat dibanding tahun lalu sebesar Rp 42,3 triliun.
Aktivitas bisnis Astra terbagi dalam enam lini bisnis, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistik dan lainnya serta teknologi informasi.
(ang/dnl)











































