Mengakhiri perdagangan, Kamis (11/12/2014), IHSG ditutup terkoreksi 12,712 poin (0,25%) ke level 5.152,695. Sementara Indeks LQ45 terpangkas 3,588 poin (0,40%) ke level 886,485.
Wall Street berhasil rebound berkat data ritel yang menunjukkan penguatan di ekonomi Amerika Serikat (AS) serta optimisme akan belanja konsumen. Pasar saham AS mengakhiri koreksi tiga hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini IHSG diperkirakan bisa rebound setelah kemarin kena koreksi. Menguatnya bursa global dan regional bisa memberi sentimen positif.
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
- Indeks Nikkei 225 naik 135,41 poin (0,78%) ke level 17.392,81.
- Indeks Straits Times bertambah 9,22 poin (0,28%) ke level 3.327,92.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Waterfront Securities
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Kamis 11 Desember 2014 ditutup melemah 0,25% pada level 5152. Sektor aneka industri menyumbangkan pelemahan terbesar. Investor asing melakukan net sell senilai Rp511,8 miliar. Seperti yang diperkirakan BI Rate tetap pada level 7,75%. Indeks di bursa Wall Street ditutup menguat yang ditopang oleh data penjualan ritel dan tenaga kerja yang lebih baik dari estimasi, ditengah koreksi saham energi akibat berlanjutnya penurunan harga minyak mentah. Data penjualan ritel AS bulan November meningkat pada level tertinggi selama delapan bulan terakhir. Daya beli konsumen meningkat seiring dengan membaiknya pasar tenaga kerja dan turunnya harga minyak mentah. Penjualan ritel tumbuh 0,7%, setelah bulan sebelumnya meningkat 0,5%. Data initial claims pekan lalu turun menjadi sebanyak 294 ribu orang, lebih baik dibandingkan estimasi yang sebanyak 297 ribu orang. Harga minyak mentah WTI turun di bawah level USD60 per barel. Berlanjutmya penurunan h arga minyak akibat naiknya cadangan minyak AS serta pernyataan Arab Saudi yang mempertanyakan perlunya pemangkasan produksi oleh OPEC. Arab Saudi, Iran dan Kuwait menawarkan diskon kepada para importir minyak di Asia. Indeks Harga Saham Gabungan hari diperkirakan bergerak cenderung mixed. IHSG diperkirakan berada dikisaran level 5121-5180. Rekomendasi: SMCB, INTP, ASII, ADHI, PTPP, BBNI, SSMS, JSMR, ISAT, BBTN, LSIP.
Woori Korindo Securities
Tampaknya harapan akan berlanjutnya kenaikan IHSG, tidak terjadi dimana aksi jual kembali terjadi dan menekan IHSG ke zona merah. Padahal, laju IHSG sepanjang intraday perdagangan cukup bagus pergerakannya dimana cenderung naik setelah menyentuh level terendahnya di 5137,20 meski sejak awal pembukaan sudah berada di zona merah. Dalam perjalannya, laju IHSG terus bergerak naik hingga menyentuh 5166,70 namun, pencapaian level tertinggi tersebut juga tidak kuat dan aksi jual kembali menghempaskan laju IHSG. Cukup banyaknya penguatan saham-saham 2nd liner, tidak berfluktuatifnya laju Rupiah, hingga rilis tetapnya BI rate di 7,75% kurang mampu membawa IHSG keluar dari zona merah karena tereduksi dengan pelemahan pada sejumlah indeks saham Asia dan berlanjutnya transaksi jual asing. Adapun transaksi asing tercatat nett sell (dari net sell Rp -48,68 miliar menjadi net sell Rp -512,11 miliar).
Rilis IMF terkait masuknya Yuan ke dalam urutan mata uang yang dapat digunakan sebagai cadangan devisa selain US$ dan Euro memberikan sentimen positif pada laju Yuan. Dengan penilaian tersebut, pelaku pasar berasumsi permintaan akan Yuan dapat meningkat. Meski laju penguatan Yuan berimbas positif pada pergerakan laju Rupiah namun, masih tertahan dengan berbalik naiknya laju US$ seiring kemajuan perbaikan ekonomi AS. Laju Rupiah berada di bawah target level resisten 12.325. Laju Rupiah diperkirakan tidak berbeda jauh dibandingkan hari sebelumnya dimana cenderung variatif. Rp 12.342-12.328 (kurs tengah BI).
Turunnya foreign bond investment Jepang membuat nilai tukar Yen meningkat dan berimbas pada melemahnya sejumlah indeks saham Asia. Tidak hanya itu, pergerakan harga minyak mentah dunia yang masih bergerak turun juga memberikan sentimen negatif. Bahkan naiknya suku bunga Rusia dari 9,5% menuju 10,5% juga turut direspon negatif.
Laju bursa saham Eropa cenderung bergerak variatif sehingga beberapa indeks saham Asia masih melanjutan pelemahannya. Turunnya inflasi Jerman dan Perancis turut direspon negatif karena pelaku pasar menilai masih cukup rendahnya daya beli / permintaan masyarakat. Begitupun dengan industrial production Italia yang juga menurun, turut memberikan sentimen negatif.
Rilis rendahnya indeks harga ekspor dan impor yang dibarengi oleh cukup rendahnya initial jobless claim serta kenaikan penjualan ritel mampu membalikan laju indeks saham AS ke zona hijau. Cukup positifnya rilis tingkat pengangguran AS turut memberikan sentimen positif. Dengan positifnya rilis data-data tersebut dapat mengimbangi sell-off di saham-saham energi akibat imbas pelemahan harga minyak global.
Pada perdagangan Jumat (12/12) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 5135-5142 dan resisten 5162-5172. Three outside up bertahan di area middle bollinger band (MBB ). MACD bergerak datar tipis mencoba bertahan dari death gross dengan histogram positif yang lebih pendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R berbalik turun. Laju IHSG gagal mendekati target resisten (5175-5189) dan sempat masuk ke target support (5115-5148). IHSG terlihat masih berupaya bergerak naik namun, tertahan dengan adanya aksi jual. Diharapkan penguatan bursa saham AS dapat berimbas positif pada laju IHSG yang sedang mencoba untuk kembali bergerak positif. Tetapi, perlu juga waspada akan terjadinya pelemahan lanjutan seiring masih adanya potensi profit taking.
(ang/ang)











































