Koreksi yang terjadi atas IHSG akibat aksi ambil untung. Aksi jual yang banyak dilakukan investor domestik ini tidak berhubungan dengan kisruh antara dua lembaga negara tersebut.
"Melemahnya bursa global dan regional dengan adanya kekhawatiran profit taking dari investor membuat pergerakan bursa domestik cenderung flat," kata Semesta Indovest dalam riset hariannya, Senin (26/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir semua saham-saham yang pekan lalu menguat kini jadi sasaran aksi jual. Hanya indeks sektor agrikultur dan industri dasar yang masih bisa menguat.
Pergerakan IHSG yang masuk zona merah juga terkena sentimen dari negatifnya pasar global dan regional.
"Negatifnya Dow Jones dan bursa regional pada pagi ini dapat memberi sentimen negatif. IHSG akan bergerak di area yang negatif hari ini," kata Kiwoom Securities dalam riset hariannya.
Pekan lalu IHSG sudah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa kisruh antara Polri dan KPK tidak mempengaruhi minat investor untuk 'berburu' saham.
Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (22/1/2015), IHSG ditutup melesat 70,702 poin (1,35%) ke level 5.323,885. Sementara Indeks LQ45 ditutup melonjak 15,743 poin (1,73%) ke level 926,524.
IHSG bisa mencetak rekor di tengah ribut-ribut soal Cicak dan Buaya Jilid II. Kisruh antar dua lembaga penegak hukum itu masih bergulir sampai saat ini.
(ang/hds)











































