Mengutip data perdagangan Reuters, Rabu (18/2/2015), saat ini dolar AS diperdagangkan di Rp 12.845. Menguat dibandingkan kala pembukaan pasar yaitu Rp 12.805.
Reza Priyambada, Kepala Riset Woori Korindo Securities, menilai potensi penguatan rupiah kandas karena sentimen negatif dari Yunani. Akibatnya, investor kembali 'memburu' dolar AS yang dinilai sebagai aset paling aman (safe haven).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari dalam negeri, tambah Reza, penurunan suku bunga acuan atau BI Rate dari 7,75% menjadi 7,5% membuat minat pelaku pasar terhadap aset rupiah berkurang. Apalagi tampaknya bank sentral terlihat tidak terlalu khawatir dengan potensi arus modal keluar (capital outflow) dengan turunnya BI Rate.
"Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengatakan pelemahan rupiah saat ini masih wajar dan belum mengkhawatirkan. Laju rupiah berada di bawah target level support Rp 12.750/US$," kata Reza.
(hds/hen)











































