IHSG Berpeluang Kena Koreksi

Rekomendasi Saham

IHSG Berpeluang Kena Koreksi

- detikFinance
Jumat, 20 Feb 2015 08:54 WIB
IHSG Berpeluang Kena Koreksi
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dua hari lalu meraih rekor baru di level 5.390 menutup perdagangan sebelum Hari Raya Imlek. Dana asing mengalir masuk hingga lebih dari Rp 2 trilun saat itu.

Menutup perdagangan terakhir sebelum Hari Raya Imlek, Rabu (18/2/2015), IHSG menanjak 52,948 poin (0,99%) ke level 5.390,449. Sementara Indeks LQ45 melompat 10,733 poin (1,15%) ke level 940,414.

Wall Street berakhir variatif dengan koreksi di S&P dan Dow Jones, tapi berhasil menguat tujuh hari berturut-turut. Lemahnya harga minyak masih memberi sentimen negatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, Indeks Dow Jones turun 44,08 poin (0,24%) ke level 17.985,77, Indeks S&P 500 kehilangan 2,23 poin (0,11%) ke level 2.097,45 dan Indeks Komposit Nasdaq bertambah 18,34 poin (0,37%) ke level 4.924,70.

Hari ini IHSG diperkirakan berpotensi terkena aksi ambil untung pasca cetak rekor. Hari kejepit nasional (Harpitnas) akan membuat transaksi tidak terlalu ramai.

Bursa-bursa di Asia rata-rata masih libur merayakan Hari Imlek. Hanya pasar saham Jepang yang buka, pagi ini Indeks Nikkei 225 menguat 86,94 poin (0,48%) ke level 18.351,73.

Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Bahana Securities
Pada perdagangan Rabu (18/2) IHSG naik 53 poin (+0,99%) ke level 5.390,45 dengan nilai transaksi di pasar reguler sebesar Rp7,5 triliun menyikapi langkah BI yang secara mengejutkan menurunkan tingkat suku bunga bank sentralnya menjadi 7,5%.

Saham-saham yang menjadi pendorong bursa a.l. LPPF, BBRI, BBNI, ASII, dan BBNI dimana asing tercatat melakukan net buy di pasar reguler sebesar Rp 2,3 triliun dengan saham-saham yang banyak dibeli asing a.l. BBRI, ASII, BSDE, PWON, dan ASRI.

Secara teknikal, indeks naik disertai volume dan tutup di upperband bollinger namun gap up di level 5.343-5.373. Stochastic flat sementara RSI dan MACD positif.

Hari ini (20/2) IHSG diperkirakan akan bergerak mixed cenderung menguat di kisaran 5.350-5.450 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. BJBR, BJTM, JSMR, SMRA, dan SSIA.

Rupiah Rabu (18/2) ditutup di level 12.848 dan hari ini (20/2) diperkirakan akan bergerak di kisaran 12.772-12.875 dengan kecenderungan melemah.

NH Korindo Securities
Jelang libur Imlek 2566, tampaknya banyak pelaku pasar yang mendapatkan angpao seiring dengan kenaikan sejumlah saham di BEI. Cuan maupun profit banyak diperoleh pelaku pasar dengan kenaikan IHSG. Apalagi sentimen dari penurunan BI rate langsung mendapat respon positif yang disertai dengan masih berlanjutnya pergerakan positif dari laju bursa saham Asia. Meski laju Rupiah cenderung masih menurun namun, tampaknya tidak terlalu direspon negatif pelaku pasar. Penurunan BI rate tersebut memberikan kesan kepada pelaku pasar bahwa laju inflasi dapat cenderung stabil, terutama dengan memanfaatkan masih cenderung melemahnya harga minyak mentah dunia sehingga beberapa komponen inflasi dapat ditekan. Tidak hanya itu, laju IHSG pun mendapat sokongan dari volume transaksi negosiasi saham BTPN dan CMNP yang masing-masing bernilai Rp5,93 triliun dan Rp3,38 triliun. Bahkan tidak jarang pula sebagian pelaku pasar yang mengkaitkan kenaikan IHSG ini juga dipicu dari sentimen keputusan Presiden yang tidak jadi melantik KomJen BG sebagai Kapolri. Meski kami tidak terlalu melihat sentimen politik sebagai penggerak kenaikan IHSG namun, perlu juga dipertimbangkan sebagai sentimen tambahan pelengkap dari sentiment utama. Adapun investor asing masih mencatatkan nett buy namun, dengan adanya transaksi negosiasi tersebut membuat asing membukukan net sell. (dari net buy Rp 163,60 miliar menjadi net sell Rp -386,38 miliar).

Laju Rupiah belum memperlihatkan adanya perbaikan bahkan kembali mengalami penurunan. Imbas melemahnya laju Euro seiring masih wait and see nya pelaku pasar terhadap perkembangan masalah penyelesaian utang antara Yunani dan Uni Eropa turut membuat laju Rupiah tertekan. Apalagi perkembangan terbaru dimana Jerman menolak permintaan Yunani untuk menambah extra emergency lending membuat pelaku pasar khawatir akan penyelesaian masalah utang tersebut. Laju Rupiah berada di bawah target level support 12.765. Seperti yang kami sampaikan sebelumnya dimana laju Rupiah masih akan melanjutkan pelemahannya seiring belum adanya sentimen positif yang mampu membuat Rupiah bergerak naik. Mski kami berharap adanya pembalikan arah dengan dirilisnya hasil pertemuan FOMC The Fed namun, tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan (jika ada). Rp 12.825-12.790 (kurs tengah BI).

Laju bursa saham Asia jelang perayaan Imlek cenderung positif seiring imbas positifnya laju bursa saham AS sebelumnya. Di sisi lain, keputusan BoJ untuk tidak memperpanjang pelonggaran moneter dan tetap menjaga tingkat suku bunga rendahnya untuk keperluan pertumbuhan ekonominya cukup direspon positif.

Laju bursa saham Eropa (18/2) variatif cenderung berbalik positif. Laju FTSE Inggris tertekan setelah merespon penurunan claimant count change meski angka unemployment rate menurun. Di sisi lain, pelaku pasar masih berharap positif akan tercapainya win-win solution masalah utang Yunani jelang tenggat waktu akhir Februari.

Laju pasar saham AS juga bergerak variatif cenderung menguat tipis (18/2). Pelaku pasar tampak mencermati rilis pertemuan The Fed yang kembali menegaskan sikap The Fed yang menunggu waktu lebih lama untuk menaikan Fed rate.
 
Pada perdagangan Jumat (20/2) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 5300-5368 dan resisten 5405-5422. Shooting star bergerak meninggalkan area middle bollinger band (MBB ). MACD mencoba golden cross dengan histogram positif yang lebih pendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R bergerak variatif mencoba bertahan naik. Laju IHSG sempat melampaui area target resisten (5345-5358) dan sempat bertahan di atas area target support (5310-5325). Adanya sentimen positif melejitkan IHSG hingga berhasil menyentuh level tertinggi terbarunya (High 5415,38). Tetapi, juga meninggalkan utang gap 5342-5372 dan volume beli mulai tertahan. Meski kami masih mengharapkan adanya kenaikan namun, waspadai historikal pembalikan arah pasca IHSG sentuh level tertinggi terbarunya.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads