Mengakhiri perdagangan, Selasa (24/2/2015), IHSG ditutup bertambah 14,037 poin (0,26%) ke level 5.417,314. Sementara Indeks LQ45 ditutup tumbuh 2,335 poin (0,25%) ke level 944,462.
Wall Street berakhir positif dengan Dow Jones dan S&P 500 menyentuh rekor baru. Investor masih menerka-nerka pernyataan Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Janet Yellen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini IHSG diperkirakan akan bergerak datar dengan potensi terkoreksi. Aksi ambil untung membayangi IHSG yang sudah beberapa kali cetak rekor tertinggi.
Pergerakan bursa-bursa regional pagi hari ini:
- Indeks Nikkei 225 naik 37,38 poin (0,20%) ke level 18.640,86.
- Indeks Straits Times bertambah 5,46 poin (0,16%) ke level 3.443,07.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
NH Korindo
Kembali IHSG mampu bertahan di zona hijau meski minim sentiment dan diikuti dengan kembali melemahnya laju nilai tukar Rupiah. Di sisi lain, penguatan laju IHSG ini berbarengan dengan cukup ramainya penyerapan hasil lelang Sukuk pemerintah dimana dari sisi nominal penawaran yang masuk lebih rendah dari lelang Sukuk pemerintah sebelumnya namun, jumlah nominal yang dimenangkan dapat lebih tinggi dari sebelumnya sehingga menghasilkan bid-to-cover ratio yang lebih besar. Padahal sebelumnya, penguatan IHSG mulai terbatas sehingga kami tuliskan Adanya aksi beli membuat pelemahan IHSG hanya sementara dan masih meninggalkan utang gap 5342-5372. Di sisi lain, aksi-aksi profit taking pun juga terlihat masih ada. Kami perkirakan laju IHSG tidak akan jauh beda dengan laju di awal pekan ini yang bergerak konsolidasi terkecuali bursa saham global mampu sekali lagi berikan imbas positif pada IHSG untuk bertahan di zona hijaunya. Namun demikian, tetap mewaspadai adanya potensi pembalikan arah. Penguatan IHSG pun hampir mendekati rekor tertinggi di minggu sebelumnya di level 5427. Masih bertahannya asing untuk nett buy mampu membawa IHSG ke zona hijau meski tipis. Adapun investor asing kembali mencatatkan nett buy (dari net buy Rp 708,17 miliar menjadi net buy Rp 421,22 miliar).
Pasca menguat, laju Rupiah kembali galau dengan menghabiskan waktu di zona merahnya setelah pelaku pasar kembali mentransaksikan US$ seiring jelang pidato Gubernur The Fed. Pelaku pasar masih menunggu akan adanya kepastian dari The Fed terhadap penentuan waktu kenaikan suku bunganya. Selain itu, pelaku pasar juga menantikan sikap dari Komisi Uni Eropa yang telah menerima proposal reformasi Yunani untuk perpanjangan bailout. Akibatnya laju Euro sedikit melemah dan US$ pun kembali naik. Laju Rupiah berada di bawah target level support 12.825. Untuk sementara laju Rupiah kembali tertekan jelang pidato The Fed tersebut sehingga harapan pengutan lanjutan Rupiah kembali sirna. Tetap mewaspadai pelemahan lanjutan. Rp 12.876-12.860 (kurs tengah BI).
Laju bursa saham Asia masih melanjutkan pergerakan positif meski tipis pasca merespon penurunan kinerja dari beberapa bank dan pengelola kasino namun, dapat diimbangi oleh kenaikan laju bursa saham Jepang seiring menguatnya laju US$ yang membuat nilai Yen melemah.
Laju bursa saham Eropa kembali bergerak melemah seiring penantian pelaku pasar terhadap hasil testimonial The Fed dan juga pidato Presiden ECB terkait kondisi Uni Eropa. Pelaku pasar awalnya bersikap positif terhadap langkah Yunani yang menyampaikan proposal program reformasi untuk mengamankan perpanjangan bailout namun, kembali khawatir jika proposal tersebut mendapat penolakan dari Komisi Uni Eropa.
Laju bursa saham AS kemungkinan tidak banyak berubah dimana pelaku pasar masih dalam kondisi wait and see terhadap testimonial The Fed. Untuk itu, kami mengharapkan rilis data-data ekonomi a.l market composite PMI, market service PMI, dan redbook dapat positif sehingga mampu memberikan sentiment positif untuk mengimbangi wait and see tersebut.
Pada perdagangan Rabu (25/2) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 5390-5403 dan resisten 5427-5432. White marubozu dekati area upper bollinger band (UBB ). MACD masih bergerak naik meski tipis dengan histogram positif yang sedikit lebih panjang. RSI, Stochastic, dan William’s %R terlihat naik terbatas. Laju IHSG sempat berada di dalam area target resisten (5415-5423) dan mampu bertahan di atas area target support (5365-5392). Masih adanya aksi beli membuat laju IHSG masih meninggalkan utang gap 5342-5372. Meski kami berharap adanya penguatan lanjutan namun, kami pun juga mewaspadai akan adanya potensi pelemahan di mana secara historis selama berlangsungnya pidato The Fed jarang sekali IHSG berada di zona positif. Tetap mewaspadai adanya potensi pembalikan arah.
Waterfront Securities
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 24 Februari 2015 ditutup menguat 0,26% pada level 5417. Sektor aneka industri menyumbangkan penguatan terbesar. Investor asing net buy Rp421,2 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup menguat didorong oleh sentimen positif dari komentar Janet Yellen yang menyatakan suku bunga diperkirakan tidak akan naik sebelum pertengahan tahun karena laju inflasi dan pertumbuhan upah yang masih rendah. Dalam testimoninya di hadapan Komite Perbankan Senat, Yellen menyatakan inflasi dan pertumbuhan upah masih rendah meskipun pasar tenaga kerja membaik. Yellen juga mengindikasikan belum ada jadwal tetap dari rencana kenaikan suku bunga. Fed masih bersabar untuk menaikkan suku bunga pertama kalinya, yang berarti kenaikan suku bunga tidak akan dilakukan paling tidak dalam dua kali pertemuan The Fed mendatang. Indeks keyakinan konsumen AS bulan Februari turun pada level 96,4 dari bulan sebelumnya 103,8. Indeks S&P/Case Shiller menunjukka n harga rumah di 20 kota besar di AS mengalami kenaikan pada bulan Desember, yang menunjukkan terbatasnya suplay mendorong kenaikan harga.Eropa, para menteri keuangan area euro menyetujui paket ekonomi Yunani yang baru. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari diperkirakan bergerak cenderung mixed. IHSG diperkirakan berada di kisaran level 5360 — 5440. Rekomendasi: INDF, KLBF, ASRI, SMRA, ASII, BBNI, PGAS, UNVR.
(ang/ang)











































