Tingginya Risiko Main Forex, Pengajar Pasar Modal Pun Kecele

Tingginya Risiko Main Forex, Pengajar Pasar Modal Pun Kecele

- detikFinance
Kamis, 26 Feb 2015 10:50 WIB
Tingginya Risiko Main Forex, Pengajar Pasar Modal Pun Kecele
Jakarta -

Sebanyak 37 nasabah perdagangan valuta asing alias foreign exchange (forex) masih menanti kepastian dananya yang nyangkut di Pialang PT Rex Capital Futures yang telah cedera janji kepada mereka senilai Rp 10 miliar lebih. Salah satu dari sekian nasabah itu adalah Achmad Amir.

Amir merupakan Direktur Utama Indocamp Edu, yang memberikan program edukasi soal pasar modal di Indonesia. Pengalamannya di pasar modal sudah sejak 1990-an, namun sejak September 2013 Amir mulai 'terjun' ke perdagangan Forex yang sebelumnya menjadi 'zona tabu' baginya. Bahkan dalam setiap memberikan pelatihan, Amir melarang peserta didiknya untuk bermain forex karena berisiko tinggi.

"Saya sih bukan dosen, tapi pengajar biasa memberikan modul-modul soal pasar modal," katanya kepada detikFinance, Rabu (25/2/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku kepincut main forex dari teman dekatnya yang sangat sudah dipercaya. Segala bujuk rayu rekannya membuat dirinya awalnya tak mudah percaya, bahkan dirinya sempat melakukan kajian selama berminggu-minggu dengan timnya. Namun rasa percaya terhadap teman yang berjanji akan 'mengamankan' segala transaksinya membuat dirinya membuka hati untuk terjun ke perdagangan forex.

"Saya nggak tertarik kalau nggak karena teman," katanya.

Setelah transaksi awal, semuanya berjalan seakan tanpa masalah. Bahkan beberapa kali penarikan dana (Withdraw/WD) yang dilakukan berjalan mulus dan memberikan keuntungan yang lumayan besar. Namun pada Maret 2014, upaya penarikan dana yang dilakukannya selalu gagal.

Amir akhirnya sadar uang pribadinya sekiitar Rp 1,6 miliar kini nyangkut tak bisa ditarik. Sedangkan teman dekatnya yang sejak awal mengajak bertransaksi di forex sudah menghilang entah ke mana.

"Gila lo Mir, udah kena Forex," kata Amir menirukan ejekan teman-temannya sesama pelaku pasar modal.

Pria berkacamata ini sempat putus asa karena hal ini menjadi momen terburuk dalam hidupnya. Uang hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun harus raib di tangan orang lain. Kini, di tengah uangnya yang hilang, ia harus tetap menjalankan perusahaanya dan memberikan gaji kepada belasan karyawannya.

Namun Amir bisa mengambil hikmah dari kasusnya ini, sebagai praktisi bursa dan pengajar pasar modal, pengalamannya ini membuktikan bahwa perdagangan Forex sangat berisiko tinggi (high risk).

Artinya pelaku yang mengerti dengan dunia bursa pun bisa kecele, apalagi orang awam yang buta sama sekali dengan perdagangan Forex.

Ia mengakui, di atas kertas secara regulasi sistem perdagangan berjangka komoditi di Indonesia sudah baik, namun pelaksanaan di lapangan yang kerap menyimpang termasuk praktik curang atau ingkar janji para pialang nakal dan pengawasan yang lemah dari otoritas bursa.

"Kalau sistemnya masih seperti saat ini, saya tak merekomendasikan main Forex," tegas Amir.

Seperti diketahui sejumlah nasabah PT Rex Capital Futures masih menunggu kejelasan atas uangnya yang nyangkut sekitar Rp 10 miliar lebih. Tim Satgas Tim Satgas Penyelesaian Nasabah RCF baru mengembalikan dana nasabah sekitar Rp 819,5 juta. Izin pialang PT Rex Capital Futures sudah dicabut sejak 20 November 2014 oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)

Amir bertekad akan terus berupaya keras agar uangnya yang miliaran rupiah bisa kembali lagi. Ia sudah berupaya ke sana ke mari untuk mendapatkan dananya kembali termasuk mendorong pihak BAPPEBTI untuk memberikan surat keputusan terkait pencairan dana kompensasi yang menjadi haknya.

"Lebih baik saya mati ngamuk daripada mati ngantuk," tegas Amir.

(hen/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads