Ini Penyebab Rupiah Terseok Sampai Nyaris Rp 13.000/US$

Ini Penyebab Rupiah Terseok Sampai Nyaris Rp 13.000/US$

- detikFinance
Jumat, 27 Feb 2015 18:12 WIB
Ini Penyebab Rupiah Terseok Sampai Nyaris Rp 13.000/US$
Jakarta - Hari ini nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan dolar AS nyaris menyentuh kisaran Rp 13.000.

Mengutip Reuters, Jumat (27/2/2015), nilai tukar terhadap dolar AS ditutup di Rp 12.925/US$. Melemah dibandingkan saat pembukaan pasar hari ini di Rp 12.850/US$.

Pelemahan rupiah atau penguatan dolar AS tersebut disebabkan berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun global. Dari faktor global, isu kenaikan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserves/The Fed menjadi pemicu utama tekanan terhadap rupiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Janet Yellen (Gubernur The Fed) mengatakan masih harus bersabar untuk menaikkan suku bunga. Mereka masih nahan. Nanti akan dibahas lagi pada 17 Maret, 8 April, dan Juni. Kemungkinan di Juni akan ada perubahan kebijakan untuk menaikkan suku bunganya," papar Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual saat dihubungi detikFinance, Jumat (27/2/2015).

Dia melihat, kondisi rupiah saat ini memang pada posisi melemah dibanding nilai wajarnya di Rp 12.500/US$. Penyebabnya tak lain dari sentimen eksternal.

"Inflow di pasar modal kencang, tapi tidak tercermin di rupiahnya. Jadi mereka yang transaksi dolar tidak serta-merta menarik dananya ke luar negeri tapi disimpan dulu di rekening antara, atau disimpan dulu di instrumen lain," jelas dia.

David menyebutkan, nilai tukar dolar terhadap AS akan terus tertekan jika gejolak dari eksternal makin menjadi. Dia memperkirakan, dolar AS bisa menguat hingga di atas Rp 13.000.

Apalagi, kata dia, Indonesia tidak menganut sistem pewajiban dana asing untuk mengendap di dalam negeri (holding period). Artinya, dana asing bebas lalu-lalang tanpa batas waktu.

"Ada potensi dolar bisa tembus lebih dari Rp 13.000, kalau gejolak itu datang (suku bunga The Fed naik). Kita juga kan menganut devisa bebas jadi modal asing bisa bebas keluar masuk," kata David.

Dihubungi terpisah, Analis Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra menambahkan, pelemahan rupiah terjadi masih diakibatkan oleh pengaruh penguatan dolar AS. Bank Indonesia (BI) pun menjaga rupiah di level yang kompetitif untuk mendukung ekspor Indonesia.

"Karena volume transaksi valas tipis di market. Jadi banyak penghasil dolar menahan dolarnya dan tidak menukarkan ke rupiah, jadi market-nya tipis sehingga volatilitasnya tinggi," terang Aldian.

(drk/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads