Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 13.190 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.185 per dolar AS.
Membuka perdagangan pagi tadi, naik 18,1 poin (0,3%) ke level 5.457,94 mengikuti pergerakan Wall Street dan bursa regional. Di dalam negeri, investor menantikan paket kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG terkoreksi 13,185 poin (0,24%) ke level 5.426,647 akibat tekanan jual investor asing. Saham-saham unggulan jadi sasaran aksi jual.
Tiga sektor masih bisa menguat, yaitu agrikultur, infrastruktur, dan perdagangan. Tujuh sektor lainnya loyo akibat tekanan jual.
Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (13/3/2015), IHSG berkurang 13,366 poin (0,25%) ke level 5.426,466. Sementara Indeks LQ45 mundur 2,708 poin (0,29%) ke level 942,345.
Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 464,549 miliar, di pasar reguler dan negosiasi.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 232.497 kali dengan volume 5,325 miliar lembar saham senilai Rp 5,427 triliun. Sebanyak 124 saham naik, 158 turun, dan 89 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia sore ini mayoritas menutup perdagangan dengan positif. Hanya bursa saham Singapura yang ketinggalan di zona merah bersama BEI.
Berikut situasi dan kondisi bursa regional ini:
- Indeks Nikkei 225 melonjak 263,14 poin (1,39%) ke level 19.254,25.
- Indeks Hang Seng naik tipis 25,25 poin (0,11%) ke level 23.823,21.
- Indeks Komposit Shanghai menguat 23,59 poin (0,70%) ke level 3.372,91.
- Indeks Straits Times menipis 3,67 poin (0,11%) ke level 3.369,93.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.275 ke Rp 53.800, Astra Agro (AALI) turun Rp 525 ke Rp 25.625, Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 375 ke Rp 11.975, dan Indocement (INTP) turun Rp 300 ke Rp 22.200.
(ang/hds)











































