Mengutip data perdagangan Reuters, Selasa (21/4/2015), dolar AS saat ini diperdagangkan di Rp 12.945. Menguat dibandingkan saat pembukaan pasar yaitu Rp 12.930.
Penguatan dolar AS memang tengah terjadi terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah. Penyebabnya adalah investor mulai melihat ada risiko dari Yunani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak-pihak tersebut harus mencapai kesepakatan sebelum pertemuan 24 April 2015. Yunani membutuhkan bailout tahap terakhir untuk membayar utang-utang yang jatuh tempo pada Mei.
Agar bisa memperoleh bailout, ECB dan IMF memang memberikan sejumlah syarat bagi Yunani. Salah satunya adalah pengetatan anggaran (austerity policy) dengan memangkas uang pensiun.
Pemerintahan Yunani pimpinan Perdana Menteri Alexis Tsipras yang beraliran kiri menentang syarat tersebut. Pasalnya, Tsipras memenangkan Pemilu pada Januari lalu dengan janji tidak akan mengetatkan anggaran.
Perkembangan ini menyebabkan adaya potensi guncangan di pasar. Akibatnya, investor pun kembali 'memburu' dolar AS yang masih dinilai sebagai instrumen investasi paling aman (safe haven).
"Dolar AS kembali mendapatkan pijakannya. Mungkin dalam jangka panjang dolar AS masih akan menguat," kata Charles St-Arnaud, Ekonom Senior Nomura Securities.
(hds/hen)











































