Hadir pada acara ini belasan petinggi perusahaan pelat merah, Direktur Utama BEI Ito Warsito, hingga Ekonom INDEF Eni Sri Hartati.
Ito yang mewakili bursa menjelaskan tentang manfaat bila BUMN go public. Kinerja perusahaan pelat merah bisa naik tinggi karena diawasi secara ketat oleh publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Eni menjelaskan dengan BUMN yang telah IPO maka ada banyak mata yang mengawasi. Alhasil direksi dipaksa mendorong transparansi dan memacu kinerja keuangan.
Meski demikian, harus ada penekanan fungsi BUMN dalam pelayanan ke masyarakat. Bila sudah go public muncul kehawatiran fungsi melayani publik bakal mengecil.
"Kepemilikan publik, pengawasan yang pelototi BUMN semakin banyak iya. Esensi dari BUMN harus jadi representasi negara atau BUMN strategis. IPO yang terjadi belum ada sepemahaman semua stakeholder," tuturnya.
Beberapa BUMN yang hadir dalam acara ini adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pegadaian, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), PT Dahana, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Angkasa Pura (AP) II, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Wika Beton Tbk (WTON), dan lain-lain.
(feb/ang)











































