Menutup perdagangan awal pekan, Senin (11/5/2015), IHSG turun 9,731 poin (0,19%) ke level 5.172,482. Sementara Indeks LQ45 melemah 0,914 poin (0,10%) ke level 897,402.
Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) ditutup turun pada perdagangan di Senin awal pekan. Investor khawatir soal penyelesaian keuangan Yunani dan perlambatan ekonomi di China. Sementara saham-saham sektor energi melemah karena turunnya harga minyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini IHSG diperkirakan akan melemah terkena sentimen negatif dari pasar global dan regional. Investor asing diprediksi masih melepas saham.
Pergerakan bursa-bursa regional pagi hari ini:
- Indeks Nikkei 225 melemah 105,90 poin (0,54%) ke level 19.515,01.
- Indeks Straits Times menipis 2,11 poin (0,06%) ke level 3.468,69.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Mandiri Sekuritas
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis di 5.172,48, turun - 9.73 poin atau -0,19%. Sementara untuk indeks LQ-45 ditutup turun di 897,40, turun -0,91 poin, atau -0,10%.
Pada awal sesi perdagangan IHSG sempat dibuka di atas 5.200, hingga mencapai tertingginya di 5.215,28. Namun pada akhir sesi kembali gagal menguji resistance 5.200. Setiap kenaikan IHSG dimanfaatkan oleh para pelaku pasar untuk melakukan penjualan dan mengurangi posisi.
Perdagangan hari ini kami estimasi akan bervariasi (mixed). Saham-saham lapis dua dan tiga juga akan aktif kembali.
Rupiah bergerak pada kisaran Rp 13.077-Rp 13.160/US$, dan ditutup pada level Rp 13.155/US$. Sedangkan Crude Oil (WTI) ditutup pada posisi US$ 59,23/bbl.
Kisaran untuk pergerakan IHSG akan berada di 5.148-5.218.
First Asia Capital
IHSG kemarin gagal tutup di teritori positif, meskipun kondisi bursa global dan kawasan bergerak di teritori positif menyambut langkah China memotong kembali tingkat bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 5,1% untuk pinjaman satu tahun.
IHSG setelah sempat menguat 33 poin akhirnya tutup melemah 9,731 poin di 5172,482. Minat melakukan transaksi terlihat berkurang, dengan nilai transaksi di Pasar Reguler hanya mencapai Rp 3,15 triliun, jauh menyusut dibandingkan rata-rata harian pekan lalu yang mencapai Rp 4,7 triliun. Pelaku pasar mengkhawatirkan pergerakan rupiah terhadap dolar AS yang cenderung melemah.
Kemarin rupiah ditutup di Rp 13.155 (kurs Bloomberg) terhadap dolar AS, melemah 0,3% dibanding akhir pekan lalu. Pelemahan rupiah ini sejalan dengan penguatan dolar AS terhadap mata uang emerging market, setelah pasar menyambut positif pertumbuhan angka kesempatan kerja April lalu di AS. Tingkat pengangguran April lalu di AS turun menjadi 5,4% dari Maret sebelumnya 5,5%.
Aksi beli selektif kemarin melanda saham pertambangan dan perkebunan, menyambut kebijakan penurunan tingkat bunga di China yang diharapkan bisa mengangkat kembali harga komoditas. Sedangkan koreksi IHSG terutama dipicu koreksi saham unggulan perbankan dan telekomunikasi.
Sementara Wall Street tadi malam dilanda aksi ambil untung, setelah pasar merespon negatif kenaikan yield obligasi AS. Indeks DJIA dan S&P d Wall Street masing-masing terkoreksi 0,47% dan 0,51% tutup di 18.105,17 dan 2.105,33. Yield obligasi AS tenor 10 tahun naik menjadi 2,28% dari 2,15% sebelumnya.
Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi. Minimnya insentif positif dan kekhawatiran pelemahan rupiah diperkirakan akan membuat IHSG bergerak di teritori negatif. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.140 dan resisten di 5.210.
(ang/ang)











































