Setelah mensuspensi saham INVS, otoritas bursa pun melakukan penelaahan terhadap laporan keuangan perusahaan kuartal III-2014. Dari situ diketahui ada delapan poin dalam laporan keuangan Inovisi yang mencurigakan. Manajemen Inovisi sudah menyanggupi untuk memperbaiki laporan keuangannya tersebut.
"Seluruh informasi akan kami sajikan dalam laporan keuangan yang akan segera kirimkan balik ke BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Direktur Inovisi Adrian Ooi, dalam keterangan tertulis yang dikutip Senin (18/5/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Bagian utang lain-lain kepada pihak terelasi dan pihak ketiga. BEI menilai bagian ini tidak tie up dengan informasi yang disajikan pada Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Menurut perusahaan, jumlah utang lain-lain disajikan pada CALK nomor 20 halaman 52 yaitu sebesar Rp 58 miliar.
2. Bagian aset tetap. BEI menilai saldo awal aset tetap tidak tie up dengan saldo aset tetap pada LK Tahunan 2013 hasil auditan. Perseroan akan merevisi bagian ini.
3. Bagian laba bersih per saham. BEI menemukan perusahaan menggunakan 'laba periode berjalan', seharusnya menggunakan 'laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk' saja, sehingga overstated. Perseroan akan merevisi bagian ini.
4. Bagian pembayaran kas kepada karyawan. BEI menemukan adanya salah kaji, karena berdasarkan LK Tengah Tahunan, pembayaran kas kepada karyawan mencapai Rp 1,91 triliun, tapi pada periode kuartal III-2014 turun menjadi hanya Rp 59 miliar. Tidak terdapat penjelasan apakah terdapat pengembalian dana karyawan. Perusahaan menyatakan seharusnya tertulis Rp 1,9 miliar bukan triliun.
5. Bagian penerimaan (pembayaran) bersih utang pihak berelasi (laporan arus kas). BEI menemukan adanya indikasi salah kaji, berdasarkan laporan posisi keuangan, pelunasan utang berelasi Rp 124 miliar, tapi di laporan arus kas hanya diakui pembayaran Rp 108 miliar. Perusahaan akan merevisi bagian ini.
6. Bagian laporan segmen usaha. BEI menyatakan perusahaan tidak dapat mengalokasikan 45,5% asetnya kepada masing-masing segmen usaha. Perusahaan akan merevisi bagian ini.
7. Bagian jumlah kewajiban. BEI menyatakan bagian ini tidak tie up dengan laporan posisi keuangan. Perusahaan akan merevisi bagian ini.
8. Bagian kategori instrumen keuangan. BEI menyatakan bagian ini tidak tie up dengan laporan keuangan tahunan hasil auditan. Perusahaan akan merevisi bagian ini.
Sudah hampir empat bulan perdagangan saham Inovisi dihentikan BEI. Posisi terakhir harga sahamnya Rp 117 per lembar. Ada investor ritel yang protes suspensi saham ini.
(ang/dnl)