Indonesia Belajar Kembangkan Sukuk dari Inggris

Indonesia Belajar Kembangkan Sukuk dari Inggris

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Rabu, 20 Mei 2015 11:04 WIB
Indonesia Belajar Kembangkan Sukuk dari Inggris
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mendorong pengembangan pasar sukuk atau obligasi syariah di Indonesia.

Sektor keuangan syariah di Indonesia saat ini masih belum dijadikan pilihan investasi atau pembiayaan.

Melalui Lord Mayor of the City of London, Alderman Alan Yarrow, yang berperan sebagai Duta Besar Inggris dalam pelayanan profesional dan finansial, Indonesia akan belajar banyak soal keuangan syariah khususnya sukuk.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, dalam tahap pengembangan sukuk, di United Kingdom (UK) Syariah Finance jauh lebih tinggi dari Indonesia sehingga banyak yang perlu dipelajari dari mereka, baik dalam produk dan regulasi, dan bagaimana mengembangkan market.

"Agar sukuk berkembang di Indonesia, nanti akan ada workshop. Nanti dilihat, banyak delegasi punya banyak keahlian, ini datang ke 4 kalinya di bursa, kalau ke OJK yang pertama. Delegasi ada sekitar 20 orang datang ke sini. Mereka mau meeting dengan OJK, interaksi, edukasi tentang finansial," kata dia saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Nurhaida mengharapkan, dengan ini pasar sukuk Indonesia bisa lebih berkembang sehingga menarik investor Inggris untuk ikut berinvestasi di Indonesia.

Menurutnya, Indonesia sebagai negara muslim seharusnya bisa lebih bisa mengembangkan produk-produk syariah dibanding Inggris.

"Kenapa mereka lebih berkembang, kita ingin tahu, harusnya kita negara muslim terbanyak, syariah harusnya lebih berkembang," katanya.

Nurhaida menyebutkan, saat ini produk-produk syariah di Indonesia masih minim dan belum berkembang pesat, berbeda dengan Inggris yang sudah menjadi nomor satu di kawasan Eropa.

"Mereka melihat pasar Indonesia berkembang dengan baik, kita juga punya kebutuhan untuk syariah, market syariah kita masih minim, sementara menurut mereka, mereka nomor satu di Eropa," kata Nurhaida.

(Dewi Rachmat Kusuma/Angga Aliya)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads