Selain itu, jumlah penduduk Turki yang mencapai 75 juta jiwa menjadi pasar potensial bagi produsen Indomie tersebut.
“Sebaran Indomie sudah masuk di 80% minimarket maupun mal yang ada di penjuru Turki,” kata Yusuf Hermawan Achmad, Chief Financial Officer Adkoturk, kepada detikFinance dalam jamuan makan siang yang digelar komunitas perempuan Indonesia yang bersuamikan orang Turki, di Istanbul akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk jangka panjang, pasokan Indofood di Turki ini akan didorong masuk ke Eropa. Karena itu Turki yang berbatasan dengan banyak negara Eropa menjadi semacam pintu gerbang bagi Indofood.
Indomie pertama kali masuk ke Turki pada 2010 silam. Namun pabriknya baru saja beroperasi tahun lalu.
"Sebelumnya kami cuma distributor dengan pasokan dari Jeddah," ujar Yusuf yang pernah bertugas di India dan Nigeria.
Dibandingkan dengan di Mesir atau Nigeria, Yusuf mengakui upaya penetrasi pasar Turki butuh kerja lebih keras. Sebab masyarakatnya tergolong konservatif dan variasi kulinernya cukup kaya sehingga sulit untuk menerima menu baru. Untuk menyiasatinya, saat ini Yusuf menggenjot kalangan generasi muda dan anak-anak kampus sebagai target pasar utama.
“Kami mensponsori kegiatan-kegiatan kampus maupun memasang iklan di acara-acara olah raga kaum muda dan sinetron di televisi,” ujarnya.
Dalam tempo dua tahun ke depan, Yusuf optimistis, Indomie bakal diterima generasi muda di Turki. Untuk mendobrak kalangan menengah atas yang cenderung lebih menyukai burger karena dianggap lebih simpel, Indomie menonjolkan unsur kelezatan khas yang tak dimiliki menu lain.
"Kami ada iklan yang menampilkan seorang eksekutif tengah menyeruput kuah Indomie tanpa harus takut jas dan dasinya terkena cipratan kuah," ujar Yusuf.
(alx/ang)