Tito Sulistio baru saja diangkat menjadi direktur utama (dirut) Bursa Efek Indonesia (BEI), menggantikan Ito Warsito yang habis masa jabatannya. Banyak hal akan dilakukan Tito.
Menurutnya, ada empat stakeholders atau pemangku kepentingan di pasar modal Indonesia, tidak hanya investor dan emiten (perusahaan yang sahamnya tercatat di BEI).
"Pada dasarnya kita punya 4 stakeholders, bukan hanya investor, sarana pemodal, kita punya emiten, sarana dana jangka panjang, jadi bukan hanya investor besar, tapi kecil," katanya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta, Kamis (25/6/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kayak kata Pak Harto dulu 10 Agustus 1977, pasar modal adalah sarana untuk investasi jangka panjang bukan hanya perusahaan besar tapi kecil, bukan hanya di Jakarta tapi Papua, Aceh," ujarnya.
Kembali ke para stakeholder tadi, kata Tito, pemangku kepentingan yang ketiga adalah para sekuritas alias broker. Para broker ini juga harus diperhatikan kesejahteraannya.
"Yang ketiga adalah sekuritasnya harus untung, faktanya dari 115 sekuritas, 6 suspen, 25 ready, 28 babak belur," ujarnya.
Sementara pemangku kepentingan yang keempat adalah BEI-nya sendiri. Sebagai otoritas, BEI harus sehat dan berperan dengan baik.
"Yang keempat adalah stakeholder-nya bursanya sendiri harus sehat. Nah gabungan ini semua adalah bagaimana meningkatkan trading value," jelasnya.
(ang/dnl)