Ini Alasan Bursa China yang Perkasa Bisa Terjun Bebas

Ini Alasan Bursa China yang Perkasa Bisa Terjun Bebas

Muhammad Idris - detikFinance
Rabu, 08 Jul 2015 13:04 WIB
Ini Alasan Bursa China yang Perkasa Bisa Terjun Bebas
Jakarta - Pasar saham China sedang krisis. Hampir tiap hari mengalami koreksi yang tajam, dalam satu bulan ini saja sudah anjlok sekitar 30%.

Padahal sejak awal tahun hingga awal Juni lalu Indeks Komposit Shanghai sudah melonjak hingga lebih dari 60% dan merupakan yang tertinggi di dunia. Sebenarnya apa yang menyebabkan bursa China bisa naik tinggi dan menukik tajam dalam waktu singkat?

Analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) dan Direktur Emco Asset Management, Hans Kwee, mengatakan ada beberapa hal yang jadi faktor penentu jatuhnya pasar saham China

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bursa mereka punya masalah sendiri. Mereka growth (tumbuh) sangat cepat. Bursa Shanghai pakai perputaran dana investasinya sangat besar. Itu kan sudah terjadi sejak Juni, dan puncaknya hari ini," katanya di Gedung BEI, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (8/7/2015).

Hans mengatakan, penyebabnya pertama adalah investasi properti China yang sangat besar. Investasi properti di beberapa kota sangat besar.

"Ada banyak pembangunan dan growth-nya bagus, tetapi di beberapa kota penyangga justru sepi, jadi kota hantu," ujarnya.

Kedua, kata dia, di China banyak sekali pinjaman yang berpotensi macet. Pemerintah setempat juga tidak punya rencana untuk membantu pinjaman yang berpotensi macet tersebut.

"Utang dari swasta dan pemerintah daerah di China sangat besar, dan ada kemungkinan macet, sementara pemerintah nggak peduli," ujarnya.

Sementara itu pasar sahamnya bergerak ke atas terus. Nah, tiba-tiba perusahaan broker alias sekuritas melihat adanya kemungkinan gelembung alias bubble sehingga mulai membatasi transaksi marjin.

"Tapi saya kira itu juga siklus mereka. Biasanya indeks komposit mereka jatuh karena ada perusahaan besar yang mau melantai, ada sell dulu, baru nanti kembali baru masuk. Makanya banyak yang jual," ujarnya.

Pagi tadi, pasar saham China sudah anjlok hingga 8%. Banyak broker memutuskan untuk berhenti jualan sejenak sampai pasar saham pulih. Koreksi ini, menurut Hans, masih akan terjadi di kemudian hari.

Hans menambahkan, dampak dari jatuhnya pasar saham China ini tidak akan terlalu besar terhadap Indonesia. Ekonomi China akan melambat, tapi memang sengaja dibuat begitu oleh pemerintahnya.

"Ekonomi mereka akan slowing down, jadi pengaruhnya sebenarnya ke ekspor komoditas kita, bursa nggak terlalu terdampak. Mereka belanja komoditas akan ditahan, itu yang sangat relates dengan kita, mereka kan konsumsi komoditas terbesar komoditas kita di CPO, minyak, dan batu bara," ujarnya.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads